Buya Syafii Maarif Merupakan Bapak Bangsa yang Mengayomi dan Memberi Rasa Tenteram
Seusai melangsungkan salat Jumat, Ganjar turut memberikan penghormatan terakhir kepada Buya Syafii dengan ikut menyalatkan jenazah almarhum.
TRIBUNLOMBOK.COM - Ribuan pelayat dari berbagai kalangan memadati Masjid Gedhe Kauman, Kota Yogyakarta, untuk mengantarkan jenazah Syafii Maarif menuju peristirahatan terakhirnya.
Jenazah mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tersebut tiba di Masjid Gedhe Kauman, Kota Yogyakarta, sekitar pukul 11.39 WIB.
Buya Syafii disalatkan lebih dahulu selepas ibadah salat Jumat. "Jenazah Buya sudah tiba di Kauman. Nanti setelah ibadah Jumat akan disalatkan di sini, sebelum diberangkatkan ke pemakaman di Kulonprogo," kata Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Azman Latif.
Baca juga: Buya Syafii Meninggal Dunia, Jokowi Unggah Foto Saat Jenguk Almarhum: Saat Itu Beliau Terlihat Bugar
Baca juga: Buya Syafii Wafat, Menag Yaqut Sebut Indonesia Kehilangan Guru Bangsa
Di antara para pelayat tersebut tampak beberapa tokoh nasional, satu di antaranya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang terlihat datang seorang diri.
Ganjar terpantau tiba di masjid Gedhe Kauman sesaat setelah jenazah almarhum Buya Syafii tiba di masjid Gedhe.
Seusai melangsungkan salat Jumat, Ganjar turut memberikan penghormatan terakhir kepada Buya Syafii dengan ikut menyalatkan jenazah almarhum.
"Malam Minggu (22/5/2022) lalu saya menengok beliau ke bangsalnya. Beliau menceritakan kondisi pengobatanya. Saya tidak melihat beliau kesakitan, meski agak tersengal napasnya," kata Ganjar.
Dia menjelaskan, meski bernapas menggunakan selang oksigen, tetapi Buya Syafii saat itu tetap bersemangat. Ketika dirinya izin untuk pamit, kala itu Buya Syafii meminta agar berfoto bersama dengan orang nomor satu di Jateng tersebut.
"Sebelum pulang, foto dulu sama pak Ganjar, begitu kata beliau. Luar biasa, dan foto itu saya simpan," ungkap Ganjar.
Sosok Buya Syafii di mata Ganjar adalah bapak bangsa yang ngayomi dan ngayemi (mengayomi dan membuat tenteram).
"Penuh pemikiran intelek. Saya masih ingat waktu ngobrol beberapa tahun lalu terus saya kasih buku. Pak Ganjar masih sempat nulis? Tanya beliau. Saya dikasih petunjuk beliau. Jadi kalau dengan anak muda, beliau selalu memberikan semangat dan ide," ungkap Ganjar.
Selain Ganjar Pranowo, tokoh lain yang telah hadir di tempat persemayaman Buya Syafii antara lain Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Menkopolhukam Mahfud MD. Pada sore hari ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga datang dan mensalatkan.
Ribuan pelayat terlihat ikut mengiringi jenazah mulai dari dalam Masjid Gedhe Kauman hingga masuk ke dalam ambulans.
Tak lama kemudian, iring-iringan ambulans bergerak meninggalkan Masjid Gedhe Kauman. Perkiraan waktu tempuh dari Masjid Kauman menuju Kulon Progo antara 30 menit hingga 1 jam.
Sebelum menuju pemakaman, ribuan orang yang datang silih berganti untuk mensalatkan jenazah Buya Syafii.
Selepas menunaikan ibadah Salat Jumat, Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Budi Setyawan langsung menjadi imam salat jenazah tokoh Muhammadiyah tersebut.
Tak lama setelah salat jenazah yang pertama kali itu berakhir, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menjadi imam salat jenazah selanjutnya.
Mahfud mengatakan bahwa Buya Syafii merupakan tokoh yang selalu berpikir untuk kepentingan bangsanya sampai saat-saat terakhir.
"Mudah-mudahan bapak Safii mendapat tempat yang layak di sisi-Nya sesuai dengan amal-amal yang sangat baik dipersembahkannya untuk bangsa dan negara," kata Mahfud.
Ia juga mengajak semua orang yang mencintai Buya Syafii untuk melanjutkan ilmu yang telah diajarkan almarhum semasa hidup.
"Saya kira kita semua yang mencintai Pak Syafii Maarif perlu melanjutkan ilmunya dalam kehidupan bersama berbangsa dan bernegara yang rukun, bersatu, yang saling membantu dalam prinsip hubungan antarmanusia," kata Mahfud.
Kepergian Buya Syafii Maarif juga membawa duka mendalam terutama bagi para tetangga di kediaman almarhum di Perumahan Nogotirto Elok II, Jalan Halmahera D 76, Gamping, Sleman. Para tetangga merasa kehilangan.
Sebab, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini dianggap sebagai guru dan panutan. "(Sosok beliau) sulit digambarkan. Sulit dicari gantinya. Hatinya lebar. Dia tidak membedakan agama, menerima siapapun di rumahnya," kata Bambang Ramlan, warga diseputar rumah almarhum.
Hal senada diungkapkan Totok, Ketua RT 07 RW 08, Nogotirto. "Kalau ada yang kesusahan beliau membantu. Betul. Kami sangat kehilangan guru dan kehilangan panutan. Banyak sekali yang diberikan beliau terhadap lingkungan di sini," kata dia.
Diketahui, sebelum meninggal dunia Buya Ahmad Syafii Maarif sempat dirawat selama 13 hari di RS PKU Muhammadiyah Gamping karena sakit jantung. Sakitnya sempat membaik, tetapi takdir berkata lain.
Ulama kelahiran 31 Mei 1935 itu meninggal dunia di ruang ICCU RS PKU Muhammadiyah Gamping pada Jumat (27/5/2022) pukul 10.15 WIB. Jenazah Syafii dimakamkan di Pemakaman Husnul Khatimah di Kulonprogo.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir langsung di Masjid Gedhe Kauman, Kota Yogyakarta, Jumat (27/5/2022) sore.
Kedatangan Presiden Jokowi untuk memberikan penghormatan terakhir pada Buya Syafii Maarif. Presiden Jokowi hadir tepat saat azan Ashar berkumandang, pada kisaran pukul 15.00 WIB.
Kedatangan RI 1 tersebut turut didampingi oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Selepas menjalankan ibadah salat Ashar berjamaah, Presiden Jokowi juga mensalatkan jenazah Buya Syafii Maarif, bersama para pelayat yang sejak siang memadati masjid raya provinsi DIY tersebut.
"Beliau adalah kader terbaik Muhammadiyah yang selalu menyuarakan tentang keberagaman dan selalu menyuarakan tentang toleransi umat beragama dan beliau juga selalu menyampaikan pentingnya Pancasila bagi perekat bangsa," kata Jokowi.(tribun network/dan/sri/kps/wly)