Berita Lombok Timur
Bupati Lombok Timur Minta Aksi Bersama Buat Gebrakan Penanganan Stunting
kasus gagal tumbuh di Lombok Timur terus mengalami penurunan, mulai dari 26,45 persen tahun 2018 hingga semakin melandai menempati angka 18,13 persen
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Bupati Lombok Timur H M Sukiman Azmy menegaskan gagal tumbuh, Angka Kesehatan Ibu (AKI), dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan masalah bersama.
Apalagi kondisi tersebut juga berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) sehingga harus ada gebrakan agar Lombok Timur tidak merosot ke posisi lebih bawah.
Baca juga: Bupati Lombok Timur Resmikan TMMD ke-113, Wujud Sinergitas Nyata TNI Membangun Daerah
"Jika tidak ada gebrakan atau gerakan, bisa jadi kita kembali menempati angka 9," ujarnya saat memberikan pidato pada kegiatan Apel Siaga TPK Nusantara Bergerak dan Rakor TPPS, Kamis (12/5/2022).
Ia juga mengingatkan seluruh OPD terkait, camat, dan ormas yang hadir supaya meningkatkan kinerja sekaligus kerja sama.
"mari berikhtiar seoptimal mungkin dengan menyelesaikan semua indikator-indikator tersebut, pemerintah tidak akan bisa berjalan tanpa keikutsertaan semua komponen," ajaknya.
Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi Sj yang juga hadir pada kesempatan tersebut berharap seluruh tim yang terlibat dapat berkoordinasi dengan baik.
"Dengan koordinasi yang baik saya yakin persoalan tersebut dapat ditangani, jika tim berjalan, tentunya stunting bisa ditangani," ungkapnya.
Berdasarkan pemaparan Kepala Dinas Kesehatan H Pathurrahman, kasus gagal tumbuh di Lombok Timur terus mengalami penurunan, mulai dari 26,45 persen tahun 2018 hingga semakin melandai menempati angka 18,13 persen di tahun 2021.
Penurunan tersebut berkat penerapan konsep yang baik menyangkut gizi maupun nutrisi.
Pada kesempatan itu dipaparkan pula penyebab stunting, yakni pernikahan dini, pola asuh keluarga balita/asupan makanan balita tidak tepat, ibu hamil dan remaja putri kurang gizi, jaminan pelayanan kesehatan, serta kurangnya akses sanitasi dan air bersih.
Baca juga: Ramah Lingkungan! Desa di Lombok Timur Ini Ubah Limbah Styrofoam Jadi Bahan Bangunan
Pada Kegiatan tersebut juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama pendampingan konseling.
Selain itu dilakukan pula pemeriksaan kesehatan tiga bulan pranikah sebagai upaya pencegahan stunting dari hulu oleh camat dan KUA.
(*)