Waspada Hepatitis Akut di Indonesia: 5 Anak Meninggal Dunia, Diduga Menular Lewat Saluran Cerna
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, penularan atau transmisi hepatitis akut diduga melalui fekal-oral atau saluran cerna.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, penularan atau transmisi hepatitis akut yang saat ini sedang menjadi sorotan, diduga melalui fekal-oral atau saluran cerna.
Baca juga: Hepatitis Akut Menular Lewat Asupan Makanan, Lebih Banyak Menyerang Balita
Dugaan tersebut muncul karena serupa dengan penularan Rotavirus dan Adenovirus yang menyebabkan diare.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada penemuan pasti mengenai penyebab penyakit yang menyerang anak-anak usia di bawah 16 tahun tersebut.
"Secara umum hepatitis akut ini kan, terutama A dan E, itu penularan lewat saluran cerna, fekal oral juga, mirip dengan diare Rotavirus," ujar Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gatro-hepatologi IDAI Muzal Kadim dalam diskusi yang diadakan oleh IDAI secara virtual, Selasa.
Muzal mengatakan, lantaran ditransmisikan melalui fekal oral, artinya virus yang menyebabkan hepatitis akut tersebut menular melalui tangan, air, makanan yang tercemar, hingga alat makan seperti sendok dan piring.
"Lalu yang Adenovirus yang diduga (menjadi penyebab hepatitis akut) masih belum pasti, yang ada di beberapa kasus itu juga, belum pasti, itu lewat saluran cerna," ucap Muzal.
Oleh karena itu, ia meminta orang tua untuk mewaspadai penularan virus penyebab hepatitis akut tersebut, salah satunya dengan menjaga kebersihan asupan makanan anak-anak, kualitas air, serta lingkungan sebagai langkah pencegahan dari penyakit hepatitis akut.
Selain itu, ia meminta orang tua untuk tetap disiplin protokol kesehatan yang selama ini telah diterapkan sebagai langkah pencegahan dari Covid-19.
Ciri-ciri anak terkena hepatitis akut
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, ciri dari anak yang tertular hepatitis akut adalah tingginya tingkat serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) dan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) di atas 100.
Adapun SGOT adalah enzim yang biasanya ditemukan di organ hati (liver), jantung, ginjal hingga otak, sementara SGPT adalah enzim yang banyak dijumpai di dalam hati.
Baca juga: Ketahui Daftar Jenis Penyakit Hepatitis: Ini Gejala, Risiko, Serta Cara Pencegahannya
Untuk itu, bila anak mengalami demam, segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat.
"SGPT dan SGOT itu normalnya di level 30-an.
Kalau udah naik agak tinggi lebih baik refer ke fasilitas layanan kesehatan terdekat," kata Budi.
Di samping itu, Budi meminta masyarakat untuk melakukan tindak pencegahan dengan rajin mencuci tangan dan memastikan kesehatan asupan makanan setiap anak-anak.