Penyebab Kebakaran di Desa Renda Bima Belum Diketahui, Warga Kecewa Mobil Pemadam Terlambat Datang
Total rumah warga di Desa Renda Kecamatan Belo Kabupaten Bima, yang terbakar pada Sabtu (30/4/2022) sebanyak 53 unit
Penulis: Atina | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Total rumah warga di Desa Renda, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, yang terbakar pada Sabtu (30/4/2022) sebanyak 53 unit.
Data tersebut dirilis resmi oleh BPBD Kabupaten Bima, setelah dilakukan pendataan.
Pantauan TribunLombok.com di Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada Minggu (1/5/2022), asap masih terlihat di sejumlah titik.
Asap-asap ini mengepul dari tumpukan padi dan bawang milik warga, yang ikut terbakar.
Baca juga: Cerita Sopir Truk Tronton di NTB, Jarang Lebaran di Rumah dan Hampir Menangis Kangen Cucu
Jumlahnya ratusan ton dan kerugian masing-masing korban mencapai ratusan juta rupiah.
Bahkan ada yang mencapai miliaran rupiah, karena hasil pertanian, emas dan uang tunai yang disimpan ikut terbakar.
Saksi mata, Erlina mengaku awalnya melihat asap dari rumah H Jamaluddin yang letaknya berhadapan dengan rumahnya.
"Pertama tidak ada api, hanya asap. Makin lama, makin banyak asap dan saya langsung teriak," ceritanya.
Baca juga: Polisi Intensifkan Razia Petasan di Lombok Tengah Jelang Lebaran
Ironisnya ungkap Erlina, kondisi perkampungan sedang sepi.
Tidak ada satu orang pun laki-laki, karena semuanya sedang berada di sawah persiapan menanam bawang.
"Sawah ada di Sumbawa dan Dompu. Jadi tidak ada orang sama sekali," ujarnya.
Setelah beberapa menit, ada pemuda yang menghubungi pemadam dan juga Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti Putri.
"Pemadam kami hubungi tapi ga datang-datang. Bupati juga katanya 20 menit lagi, tapi sampai semua rumah hangus tak datang," ungkapnya.
Erlina mengatakan, jika saja pemadam kebakaran cepat tiba di lokasi pasti tidak banyak rumah yang terbakar.
"Dua jam setelah kita telepon baru pemadam datang, itu dari Monta. Warga marah dan kecewa, makanya kemarin mobil damkar itu langsung dirusak," bebernya.
Meski rumahnya tidak terbakar semua, tapi Erlina mengalami kerugian ratusan juta, karena padi 30 ton yang baru saja dipanen rusak dan hilang.
"Bibit bawang saya Rp 300 juta, semuanya hangus. Padahal sebentar lagi akan saya tanam," akunya dengan mata berkaca-kaca.
Warga lainnya, Rusdin membenarkan pernyataan Erlina yang menyebut terlambatnya mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian.
"Kalau pemadam cepat, tidak mungkin seluas ini," ujarnya dengan nada ketus.
Tidak hanya itu, hingga saat ini warga yang menjadi korban kebakaran masih menumpang tidur di serambi dan emperan rumah warga lain.
Pasalnya tidak ada tenda darurat yang dibangun.
"Ada yang belum tidur sejak semalam. Susah mikir harta benda tidak ada, kemudian tempat tidur sementara juga tidak ada," pungkasnya.
(*)