Jenis Limbah di Laut, Sebabkan Pencemaran Lingkungan

Berikut jenis-jenis limbah yang berada di laut serta cara mencegah terjadi pencemaran dan kerusakan,

Penulis: Setyowati Indah Sugianto | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNLOMBOK.COM/ATINA
Kondisi perairan teluk Bima yang semakin dipenuhi limbah pada Rabu (27/4/2022) siang. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Setyowati Indah Sugianto

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Limbah memiliki dampak yang buruk, seperti bau, kotor, sumber penyakit, dan lain sebagainya.

Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia setiap harinya selalu menghasilkan limbah, seperti makan, minum, dan mencuci.

Bahkan, dalam skala yang lebih besar, limbah dihasilkan dari aktivitas pabrik-pabrik.

Berikut jenis-jenis limbah yang berada di laut serta cara mencegah terjadi pencemaran dan kerusakan, dilansir oleh Rinso.

Baca juga: Limbah Medis di SLBN 2 Mataram, Polisi Usut Dugaan Pidana Pencemaran Lingkungan

Jenis-jenis limbah di laut

1. Pembuangan Limbah Industri

Perlu ketahui limbah industri yang mengandung logam berbahaya, seperti arsen, merkuri, timbal, dan masih banyak lagi.

Zat berbahaya ini tidak bisa diurai oleh organisme dekomposer yang hidup di laut.

Dampak buruk dari pembuangan limbah industri ke laut sudah pasti banyak makhluk hidup laut yang mati.

Walaupun ada makhluk laut yang bertahan, tetapi tubuhnya sudah tercemar oleh zat beracun tersebut.

Sebagai contoh, ikan salmon yang hidup di laut tempat pembuangan limbah industri sudah pasti terkontaminasi oleh zat beracun.

Daging ikan salmon yang berasal dari laut tercemar itu nantinya dikonsumsi oleh manusia.

Konsumsi daging ikan yang mengandung zat beracun tentu saja berdampak pada kesehatan konsumennya.

2. Tumpahan Minyak dari Pertambangan Lepas Pantai

Pertumpahan minyak dari aktivitas pertambangan yang biasa berada di tengah laut.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan air laut jadi tercemar karena adanya pertambangan, misalnya oil spill (minyak tumpah) saat kapal tanker yang mengangkut minyak mengalami kecelakaan atau pengeboran sumur minyak.

Perlu ketahui juga bahwa air dan minyak adalah dua elemen yang tidak dapat bercampur jadi satu.

Selain itu, limbah minyak dari pertambangan di lepas pantai juga mengandung zat berbahaya yang mengancam hidup ekosistem ikan di laut.

3. Kerusakan Terumbu Karang Akibat Pukat Harimau

Pukat harimau adalah alat yang digunakan untuk menangkap udang di dasar laut.

Bentuk dari pukat harimau ini adalah jaring berbentuk kantong yang nanti akan ditarik oleh kapal pukat.

Alat ini cukup efektif untuk menangkap udang, tapi bisa menyebabkan kerusakan pada semua benda yang ada di dasar laut, dalam hal ini adalah terumbu karang.

Penggunaan pukat harimau akan merusak terumbu karang dan rumput laut yang dilewatinya.

Selain itu, alat ini mampu menjaring ikan kecil maupun ikan besar sehingga ikan tidak dapat berkembang biak dengan baik.

Cara pukat harimau merusak terumbu karang adalah lubang bukaan jaring dengan bobot beberapa ton yang mampu membuat lubang galian besar sehingga ketika diseret dengan kapal, maka batu maupun terumbu karang di dasar laut akan ikut terseret dan menjadi rusak.

4. Coral Bleaching Akibat Global Warming

Pemanasan global (global warming) adalah masalah yang sangat serius dan berimbas pada terumbu karang.

Fenomena coral bleaching adalah salah satu bukti dampak buruk akibat pemanasan global. Coral bleaching adalah perubahan warna alami terumbu karang menjadi putih.

Selain itu, warna-warna terumbu karang yang berasal dari ganggang hidup terumbu karang.

Pemanasan global menyebabkan suhu air laut meningkat dan menyebabkan ganggang tersebut pergi meninggalkan terumbu karang ini.

Tidak hanya itu saja kenaikan suhu air laut saja, penangkapan ekosistem laut secara berlebihan turut menjadi penyebab coral bleaching.

5. Eksploitasi Ikan

Para nelayan yang menangkap ikan secara berlebihan dapat merusak regenerasi makhluk hidup di laut.

Apalagi jika proses penangkapan ikan menggunakan peledak, bukan hanya ikan saja, tapi makhluk hidup lain akan mati akibat bahan peledak tersebut.

Penangkapan ikan secara berlebihan akan merusak kelangsungan hidup ekosistem di laut.

6. Kontaminasi Pestisida

Pestisida merupakan bahan kimia yang dipakai untuk membunuh hama tanaman.

Namun, perlu diingat bahwa air sungai selalu bermuara ke laut.

Air laut yang terkontaminasi pestisida akan diserap oleh ikan dan makhluk laut lainnya.

Pada akhirnya, kandungan pestisida akan mengendap pada tubuh ikan dan ikan tersebut menjadi beracun.

7. Penumpukan Sampah Plastik

Sampah plastik salah satu di antaranya pencemaran sangat serius.

Tidak hanya itu sampah plastik yang berada di laut dapat mengganggu kehidupan ekosistem laut, apalagi plastik adalah material yang sulit terurai.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved