Kisah Pengantin Viral di Lombok, Sapar dan Sahmin, Ketemu 1 Kali dan Langsung Sepakat Menikah
Sapar dan Sahmin, pasangan yang viral ini tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi suami istri setelah pertemuan singkat kala itu.
Penulis: Sinto | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan Tribunlombok.com/Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Sapar dan Sahmin, pasangan yang viral ini tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi suami istri setelah pertemuan singkat kala itu.
Sapar (55) pria yang berhasil menaklukkan hati Sahmin, gadis cantik berusia belasan tahun ini akhirnya melangsungkan akad perkawinan dengan disaksikan oleh seluruh warga dusun Ngabok, Desa Pelambik, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah.
Saat pertemuan pertama dengan Sahmin, Sapar yang sudah berniat dari awal mengajak Sahmin menikah langsung mengutarakan tujuannya menemui Sahmin.
"Tanpa banyak pikir panjang dan ngomong sana sini saya langsung bilang ayo kita nikah saat aku pertama kali bertemu dengan dia," jelas Sapar kepada Tribunlombok.com Sabtu, (23/4/2022).
Seusai mengutarakan keinginannya, Sahmin tampaknya setuju dengan niat baik Sapar untuk mempersunting dirinya.
Baca juga: 1 Pekan Jelang Lebaran, Harga Daging Sapi di Pasar Pringgabaya Tembus Rp120 Ribu Per Kilogram
Selanjutnya kemudian Sahmin menunggu di jalan raya, agar mereka bisa bersama-sama langsung menuju ke Rumah Sapar.
Sapar menjelaskan jika rumah Sahmin itu berada di atas perbukitan sehingga kemudian mereka janjian untuk bertemu disuatu tempat.
Sebelumnya Sapar sudah mendapatkan restu dari keluarga besar Sahmin untuk melangsungkan akad pernikahan.
"Aku mengutarakan niat baikku kepada keluarga besar Sahmin dan dia, kemudian ia jalan duluan untuk menunggu saya disana. Setelahnya saya kemudian membawa dia kerumah saya ini (Desa Pelambik, Kec. Praya Barat Daya, Lombok Tengah)," tambah Sapar.
Adat sasak yang dikenal dengan "kawin culik" dimana mempelai pria harus menculik si wanita membuatmu keduanya saat ini menjadi pasangan suami istri.
Tidak seperti lamaran pada umumnya yang dilakukan secara terbuka, dalam masyarakat sasak si mempelai pria harus menculik mempelai wanita.
Tujuan Sahmin menunggu Sapar di Jalan Raya adalah agar mereka bisa menuju kerumah si mempelai pria (Sapar) tanpa diketahui oleh pihak keluarga mempelai perempuan.
Awal keduanya saling mengenal juga terbilang cukup romantis.
Sapar yang mengetahui Sahmin dari Facebook selanjutnya melakukan percakapan sehingga timbul rasa cinta di antara keduanya.
Rasa saling menyukai dan menyayangi di antara keduanya yang membuat Sapar memilih berjuang dan tidak mundur meskipun terdapat pro dan kontra dimasyarakat dalam bahtera rumah tangga yang ia jalani saat ini.
Baca juga: Berikut Rekomendasi Tempat Ziarah Makam di Kota Mataram yang Sering Dikunjungi Peziarah
"Kami tidak akan melangsungkan akad pernikahan kalau tidak timbul rasa cinta di antara kami.
Termasuk Sahmin sendiri yang langsung menyetujui ajakan saya untuk menikah," terang Sapar.
Sapar saat itu memang sudah memiliki tekad yang kuat untuk memiliki seorang istri.
Saat itu Sapar baru pulang dari negeri jiran Malaysia mengadu nasip agar memperoleh kehidupan yang lebih layak.
Usai tiga hari kepulangannya dari Malaysia, Sapar langsung menemui Sahmin dan terjadilah pernikahan yang dilangsungkan hari Jum'at, (22/4/2022) di rumah Sapar di Desa Pelambik, Lombok Tengah.
"Saya sudah menduda selama empat tahun. Sesampainya saya dirumah langsung saya ajak Sahmin menikah. Sahmin sendiri sangat bahagia dari awal kami kenalan hingga saat ini kami menikah," ujar Sapar.
Baca juga: Puluhan Warga Serbu Operasi Pasar Murah Minyak Goreng Curah di Pasar Sayang-Sayang
Sapar sendiri mengetahui jika pernikahannya ini menjadi viral di media sosial Facebook.
Ia berharap kedepannya, bisa datang hal-hal yang baik semua.
Ia berharap tidak ada permasalahan yang terjadi karena pernikahannya dengan Sahmin murni karena keduanya saling mencintai dan keluarga besar keduanya juga telah merestui.
"Setelah saya gagal membina rumah tangga dengan istri-istri saya sebelumnya saya berharap ini menjadi yang terakhir. Harapannya tentu hanya kematian yang bisa memisahkan kami berdua," pungkas Sapar.
(*)