Berita Lombok Barat
Gubernur NTB Kunjungi SDN 3 Bukit Tinggi, Ada Titik Terang Pembangunan Gedung Sekolah
Para peserta didik dan guru-guru sekolah di Kabupaten Lombok Barat itu terpaksa berpencar ke hutan untuk mencari tempat belajar yang nyaman.
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Dion DB Putra
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT- Empat tahun menanti perhatian pemerintah sejak terkena dampak gempa bumi disusul proyek bendungan, kini ada titik terang untuk pembanguan gedung SDN 3 Bukit Tinggi setelah dikunjungi Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Sabtu (23/4/2022).
Sebelumnya, para peserta didik dan guru-guru sekolah di Kabupaten Lombok Barat itu terpaksa berpencar ke hutan untuk mencari tempat belajar yang nyaman.
Baca juga: Hilang Konsentrasi, Pengendara Mobil Box Tabrak Tembok Pagar Warga di Lombok Tengah
Baca juga: Tak Punya BPJS Kesehatan, Seorang Pasien Anak di Bima Gagal Dioperasi
Hal itu dilakukan karena bangunan sementara yang dibuat untuk proses belajar-mengajar hanya terdiri dari dua kelas berukuran sekitar empat kali tiga meter persegi.
Mensiasati keterbatasan tersebut, tak jarang para guru harus bergiliran agar dapat menggunakan fasilitas seperti kursi, meja atau papan tulis.
Jika tidak memungkinkan untuk menggunakannya secara bergantian, maka para peserta didik akan membagi fasilitas itu agar dapat digunakan dua kelompok belajar.
Konskuensinya, satu kelompok harus membopong fasiltias yang mereka perlukan ke titik-titik tertentu di tengah hutan, seperti di tepi sungai atau di bawah pohon besar.
Belum lagi akses jalan yang berbahaya bagi peserta didik maupun guru. Untuk mencapai lokasi belajar, mereka harus melewati jalan setapak yang terjal dan berbatu.
Jika hujan, maka jalanan tersebut akan menjadi licin dan penuh kubangan air.
Tak ayal, mereka pun terkadang terpaksa meliburkan diri akibat cuaca yang tidak mendukung.
Kepala SDN 3 Bukit Tinggi, Sariu berharap kedatangan Gubernur Zulkieflimansyah menjadi sinyal bagi elemen pemerintah di NTB agar lebih memperhatikan sarana pendidikan.
“Beliau (Gubernur Zulkieflimansyah) punya kekuatan untuk didengar bawahan,” kata Sariu kepada Tribunlombok.com, pascakunjungan Gubernur NTB.
Selain pembangunan gedung sementara secara sukarela oleh masyarakat hingga wali murid, SDN 3 Bukit Tinggi juga nyaris tidak pernah menerima bantuan dana untuk operasional maupun pembaruan fasilitas dan lain-lain.
“Anggaran sendiri, tidak ada dari luar,” kata Sariu.
Menurut Sariu, per Januari 2022 lalu, SDN 3 Bukit Tinggi telah melakukan proses penerimaan penggantian lahan dari Balai Wilayah Sungai (BWS).
Luas lahan yang diberikan adalah 12,8 are, dan akan terbagi menjadi 3 lokal kelas, 1 ruang guru, lalu 1 kamar kecil.
“Setelah pembayaran lahan Januari kemarin, BWS menggarap RAB dan desain gedung SDN 3 Bukit Tinggi. Perlu diketahui, bahwa BWS yang membayar lahan dan sisanya untuk pembangunan gedung,” ungkapnya.
Namun demikian, proses pembangunan dan segala sesuatunya berjalan tidak dalam waktu yang cepat. Karena itu, Sariu berharap, kedatangan Gubernur NTB Zulkieflimansyah dapat memantik progres yang diharapkan SDN 3 Bukit Tinggi.
“Perlu orang yang punya power untuk menggerakkan kelambatan penanganan pembangunan gedung SDN 3 Bukit Tinggi, seperti Gubernur, anggota dewan, termasuk rekan wartawan,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Gubernur Zulkieflimansyah, mengatakan pihaknya telah berkomitmen untuk menangani kebutuhan pembangunan SDN 3 Bukit Tinggi.
Sembari proses pembebasan lahan tempat dibangunnya gedung baru diselesaikan, Gubernur menjelaskan, BWS akan membantu merenovasi gedung sementara milik SDN 3 Bukit Tinggi.
“Ini akan difasilitasi, direnovasi oleh BWS supaya layak untuk di kelas sementara,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Gubernur Zulkieflimansyah juga mempertanyakan peran dari Pemerintah Daerah Lombok Barat.
“Ini mana kabupatennya? Karena SD SMP kan, tapi sebenarnya tidak mau kita lemparkan semua. Karena wilayah NTB tanggung jawab kita bersama. Jadi saya mohon maaf kepada masyarakat,” ucapnya.
Gubernur NTB disambut hangat oleh masyarakat dan pihak sekolah. Para siswi menampilkan panggung qasidah saat rombongan gubernur memasuki halaman rumah warga yang menjadi tempat belajar sementara.(*)