Ekonomi NTB Terlalu Bergantung pada Pertambangan, Saatnya Genjot Ekspor Non Tambang

Saatnya perekonomian NTB tidak terlalu bergantung pada sektor pertambangan. Banyak komoditas non tambang yang sangat potensial dikembangkan.

Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Sirtupillaili
TribunLombok.com/Sirtupillaili
KERAJINAN CUKLI: Pendi, seorang pengrajin di Lombok Craft memasang potongan kulit kerang Cukli pada ukiran mebel, Selasa (24/8/2021). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Perekonomian Nusa Tenggara Barat (NTB) masih bergantung pada sektor tambang.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, kontribusi pertambangan dan penggalian terhadap perekonomian NTB sebesar 17,3 persen.

Sektor ini menjadi yang terbesar kedua setelah sektor pertanian.

Pergerakan kinerja sektor pertambangan berdampak besar pada angka pertumbuhan perekonomian NTB.

Ketika harga tambang di pasar dunia anjlok, perekonomian daerah turut anjlok.

Karena itu, ketergantungan NTB pada sektor pertambangan ini harus dikurangi.

Baca juga: Mahasiswa Tolak Rencana Tambang Bijih Besi di Langgudu Bima, Ingatkan Potensi Konflik pada Rakyat

Baca juga: Polisikan Hotman Paris, Ketua DPC Peradi Kota Bandung: Dia Buat Berita Bohong yang Resahkan Anggota

Terkait hal ini, Bank Indonesia bersama Pemprov NTB menggelar rapat koordinasi rencanan kerja percepatan ekspor komoditas unggulan non tambang NTB, yang diselenggarakan kantor Perwakilan BI NTB, Rabu (20/4/2022).

Dikutip dari situs resmi Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Kepala BI NTB Heru Saptaji menyampaikan pentingnya meningkatkan nilai ekspor.

Ini dalam rangka menggerakkan ekonomi masyarakat selain meningkatkan devisa.

NTB yang memiliki komoditas vanili, ikan tuna, padi, dan kopi belum terolah secara optimal.

Sehingga belum mampu memberikan nilai tambah bagi petani maupun UKM.

Hal ini dibenarkan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Arinaung.

Ia mengambil contoh potensi lahan vanili untuk di Pulau Lombok saja 543 hekatre.

Lahan ini baru mampu memproduksi sebanyak 10 ribu ton dengan pohon 900 yang diolah 9 kelompok tani.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved