Petani Rumput Laut di Kertasari KSB Raup Untung hingga Rp15 Juta Per Bulan

Petani rumput laut di Desa Kertasari, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat raup untung hingga Rp15 juta setiap bulannya.

Penulis: Galan Rezki Waskita | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
(Tribunlombok.com/Galan Rezki Waskita)
Petani Rumput Laut di Kertasari KSB sedang membersihkan hasil panen rumput laut nya (Tribunlombok.com/Galan Rezki Waskita)    

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Galan Rezki Waskita.

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT - Petani rumput laut di Desa Kertasari, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat raup untung hingga Rp15 juta setiap bulannya. 

Begitulah pengakuan Mirwan, warga Kertasari yang ditemui Tribunlombok.com, (30/3/2022). 

Ia bahkan menyebut rumput laut adalah 'gudang uang' yang ada di Kertasari. 

Kata Mirwan, petani biasanya menanam sekitar 1.000 rumput laut ukuran kecil. 

Rumput laut diikat berjarak sekitar 10 cm pada tali yang dibentangkan dari air pinggir pantai hingga ke arah lautan. 

Rumput laut akan dapat dipanen setiap 1 bulan sekali. 

Baca juga: Lombok Timur Tuan Rumah Penyelenggaraan MTQ Tingkat Provinsi NTB

Namun tidak menutup kemungkinan ada petani yang memanen rumput laut setiap harinya karena ditanam secara berkala. 

"Ini bisa sampai Rp15 juta sebulan. Biasanya ada yang dijual kering, ada juga yang dijual basah begini," kata Mirwan sambil membersihkan rumput laut yang baru saja dipanennya. 

Penjualan rumput laut ini biasanya dibawa ke Pulau Bali dan Pulau Jawa. 

Ia menambahkan, anak-anak di lingkungan Kertasari sudah sejak kecil mendapatkan uang sendiri dari usaha budidaya ini. 

Uniknya, meski berada di wilayah pesisir tidak banyak nelayan yang bisa dijumpai. 

Baca juga: Lombok Timur Tuan Rumah Penyelenggaraan MTQ Tingkat Provinsi NTB

Baca juga: Daftar Peraih Hadiah Terbaik Liga 1 Musim Ini: Spaso Top Skor, Marcelino Pemain Muda Terbaik

Sampan-sampan yang terparkir di pinggir pantai rata-rata digunakan untuk mengangkut rumput laut. 

"Kalau orang baru itu mas, biasanya dikira milik nelayan padahal bukan," terang Mirwan. 

Hanya saja, kadang kondisi alam menjadi gangguan. 

Air banjir yang turun ke laut biasanya menjadi penyebab rusaknya rumput laut.

(*) 

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved