Berita Lombok Tengah
Dosen Unair Jadi Fotografer Resmi MotoGP Mandalika, Kini Bawa Program Pengabdian Masyarakat
Pengabdian masyarakat ini nantinya menyentuh sisi kesehatan dan juga perekonomian masyarakat
Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Official fotografer Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Rahmat Yuliawan menarik minat koleganya.
Akademisi Universitas Airlangga (Unair) ini pun bertekad membawa program pengabdian masyarakat di Kawasan Mandalika.
"Secara tidak langsung dengan terlibatnya saya dalam gelaran MotoGP Mandalika, maka saya lebih mengetahui bagaimana kondisi luar dan dalam dari kawasan Mandalika ini," jelasnya kepada TribunLombok.com Minggu, (27/3/2022).
Baca juga: Lumpur di Sirkuit Mandalika Membawa Berkah Bagi Lapak Cuci Sepatu, Order Naik Empat Kali Lipat
Baca juga: Pilah Limbah di Bank Sampah Putri Nyale Mandalika Bisa Dapat Tabungan Emas, Begini Caranya
Dosen dan peneliti di Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya ini menjelaskan bentuk pengabdian masyarakat dalam bentuk peningkatan kesejahteraan.
Pria bergelar Doktor yang juga CEO dan Owner RawVintage tersebut menjelaskan pengabdian masyarakat ini nantinya menyentuh sisi kesehatan dan juga perekonomian masyarakat.
Ada dua koleganya di Unair, dr. Purwanti dan dr. Maya akan turut serta dalam program pemberdayaan penyadaran masyarakat terutama terhadap stunting.
Tidak ketinggalan program pemberdayaan pariwisata.
Program pengabdian masyarakat ini, kata Rahmat, akan didanai langsung kementerian terkait yang saat dalam proses pengajuan.
"Semoga hasil pengajuannya bisa segera dikeluarkan oleh kementerian terkait," jelasnya.
Pria asal Lombok Barat ini mengaku bahagia karena bisa berkontribusi di tanah kelahirannya sendiri.
Meskipun secara nilai ekonomis tidak banyak namun menyebarkan nilai kebermanfaatan kepada masyarakat dengan sumbangsih dari hal-hal yang paling kecil.
Pengabdian masyarakat di Mandalika itu nanti mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat melalui Penguatan Unsur Kesehatan dan Ekonomi Melestarikan Pijat Tradisional di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika."
Bukan hanya kali ini saja Rahmat melakukan program pengabdian di Lombok, sebelumnya ia telah melakukan penelitian berupa pengembangan desa wisata adat.
Dirinya mengakui harus mampu menyelaraskan antara program pendidikan dan penelitian dengan pengabdian masyarakat.
Pengabdian masyarakat akan menjadi fokus Rahmat untuk kedepannya demi mewujudkan cita-cita mulia mengabdi di tanah sendiri.
"Dengan saya terjun langsung di Mandalika maka saya dapat merumuskan apa yang cocok di Mandalika ini. Program ini akan segera diselenggarakan di Mandalika ini nantinya," tutupnya.
(*)