Bulu Tangkis
BWF Hukum Empat Pemain China Karena Melanggar Kode Etik terkait Perjudian
BWF menilai, He Ji Ting/Tan Qiang dan Liu Yu Chen/Li Jun Hui, melanggar kode etik BWF saat tampil dalam ajang Fuzhou China Open 2018.
TRIBUNLOMBOK.COM - Federasi Bulu Tangkis Dunia, BWF, menghukum empat orang pemain China yaitu He Ji Ting, Tan Qiang, Liu Yu Chen dan Li Jun Hui.
Penggemar bulu tangkis dunia kiranya tahu bahwa dua nama terakhir merupakan rival ganda putra terbaik Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Liu dan Li saat ini sudah berpisah. Liu yang berpostur 1,95 meter sudah pensiun November 2021 lantaran cedera dan tak bisa sepenuhnya fit sejak 2017.
Baca juga: Intip Profil Gregoria Mariska Tunjung, Atlet Bulu Tangkis Tunggal Putri yang Berprestasi
Baca juga: Jonatan Christie dan Pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian ke Final Swiss Open
Keempat pemain ganda putra China itu dilarang ikut kompetisi resmi selama tiga bulan.
BWF menilai, He Ji Ting/Tan Qiang dan Liu Yu Chen/Li Jun Hui, melanggar kode etik BWF saat tampil dalam ajang Fuzhou China Open 2018.
Empat pemain tersebut melanggar Artikel 3.1.2 Kode Etik BWF 2017 yang berhubungan dengan perjudian, taruhan dan hasil pertandingan yang tidak lazim.
Mereka dinilai tak ingin meraih kemenangan ketika bertarung dalam pertandingan China Open 2018.
The Independent Hearing Panel (IHP) menjatuhkan hukuman tiga bulan kepada setiap pemain. Mereka tak boleh beraktivitas dalam kaitan dengan bulu tangkis.
Namun, hukuman ini masih ditangguhkan. Dua pasangan itu akan menjalani masa percobaan selama dua tahun mulai 25 Januari 2022.
Jika selama masa percobaan tersebut mereka kembali mengulangi hal serupa, hukuman larangan berkompetisi selama tiga bulan akan berlaku.
Tak cuma itu. Dua pasangan itu juga kehilangan hadiah uang dari ajang Fuzhou China Open 2018. L
Dalam turnamen level Super 750 ini, He Ji Ting/Tan Qiang menerima 12.250 dollar AS (sekitar Rp 175,878 juta) dan Li Jun Hui/Liu Yu Chen mendapat 2.187 dollar AS (sekitar Rp 31,399 juta).
He/Tan dan Li/Liu harus mengembalikan uang yang sudah mereka peroleh.
Sesuai prosedur peradilan, para atlet memiliki hak mengajukan banding terhadap keputusan itu kepada Court of Arbitration for Sport (CAS) alias arbitrase olahraga. Ada waktu 21 hari setelah keputusan dikeluarkan.
Namun, dua pasangan China itu tak menggunakan hak tersebut sehingga keputusan tetap berlaku.