Berita Lombok Timur
Dinas Kesehatan Lombok Timur Ungkap 3 Faktor Maraknya Kasus Kekerasan Seksual terhadap Anak
Masih rendahnya pemahaman tentang pendidikan seks, termasuk edukasi kesehatan reproduksi ikut membuat kekerasan seksual marak terjadi di Lombok Timur
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur bersama dengan organisasi LK2T dan KOHATI Menggelar Konferensi Perempuan Daerah, Sabtu (26/3/2022).
Konferensi ini sebagai jawaban atas keresahan masyarakat atas maraknya kasus kekerasan seksual anak di Lombok Timur.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Lombok Timur Nurhidayati menyampaikan tiga faktor yang mempengaruhi peningkatan kekerasan seksual anak.
Baca juga: Terduga Pelaku Pemerkosaan Anak di Bawah Umur Asal Pringgasela Lombok Timur Dibekuk di Rumahnya
Baca juga: Satpol PP Lombok Timur Akan Tindak Warung Makan yang Nakal Saat Bulan Puasa
Pertama, kata dia, belum tumbuhnya kesadaran reproduksi terutama di kalangan remaja di Kabupaten Lombok Timur.
"Remaja harus memilik pengetahuan terhadap proses reproduksi, terutama mengenai proses reproduksi, sehingga ke depannya ia dapat berpikir ulang sebelum melakukan hal yang dapat merugikan dirinya atau orang lain," ujar istri Sekertaris Daerah Lombok Timur ini.
Dia menambahkan, faktor kedua dapat dilihat dari masih dianggap tabunya pendidikan seksualitas sejak dini.
Menurutnya masih rendahnya pemahaman tentang pendidikan seks, termasuk edukasi kesehatan reproduksi di dalamnya, ikut membuat kekerasan seksual kerap terjadi di Lombok Timur.
"Pendidikan seks punya peran penting dalam mencegah perilaku seks menyimpang, pernikahan dini, maupun pelecehan atau kekerasan seksual," ucapnya.
Menurut Nurhayati, pengetahuan seputar kesehatan reproduksi dapat meningkatkan pemahaman remaja tentang akibat pernikahan dini yang menyebabkan kehamilan dan kelahiran yang membahayakan.
Faktor ketiga adalah perubahan gaya hidup global dan desakan jumlah penduduk, dan perubahan struktur penduduk.
Perubahan atas gaya hidup juga bisa mempengaruhi anak untuk melakukan tindakan pelecehan seksual.
Kepala Dinas DP3AKB Lombok Timur H Ahmat mengatakan, aspek penting yang mengakibatkan maraknya kasus kekerasaan anak di Lombok Timur akses mudah dan bebas menggunakan media sosial.
Baca juga: Sambut Ramadhan, BPPD Lombok Timur Maksimalkan Konsep Wisata Halal
"Zaman sekarang itu anak yang masih kecilpun sudah diberikan HP, dan kontrol orang tua terhadap penggunaan hp itu sangat minim, kebebasaanya megakses gambar dan video yang sekiranya bisa memancing gairah itu sangat tak terkontrol," ujarnya.
Ahmat menegaskan, langkah-langkah pencegahan telah diupayakan Pemkab Lombok Timur.
Tetapi memang yang menjadi titik persoalannya adalah dari kesadaran masih-masing masyarakat, terutama orang tua.
Ahmat berharap kasus kekerasan seksual anak di Lombok Timur ini menurun dengan penekanan pada orang tua lebih memperhatikan pola asuh kepada anak.
"Sebisa mungkin kurangi pemberian gadget kepada anak," tutupnya.
(*)