Empat Hari Lagi Warga Singapura Tak Wajib Pakai Masker di Luar Ruangan
PM Lee menyatakan, kebijakan terbaru ini diambil setelah mempertimbangkan rendahnya risiko penularan Covid-19 di ruang terbuka.
TRIBUNLOMBOK.COM, SINGAPURA – Singapura akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang tidak lagi mewajibkan warganya memakasi masker di luar ruangan.
Dalam pidatonya Kamis 24 Maret 2022, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyampaikan, warga Singapura tidak diwajibkan memakai masker di luar ruangan mulai Selasa 29 Maret 2022.
PM Lee menyatakan, kebijakan terbaru ini diambil setelah mempertimbangkan rendahnya risiko penularan Covid-19 di ruang terbuka.
Baca juga: Singapura Mulai Melonggarkan Prokes Covid-19 Mulai 15 Maret Mendatang
Baca juga: Mau Kerja ke Singapura, Gadis di Dompu Pakai Identitas Palsu, Foto KTP dengan Wajah Aslinya Beda
Warga Singapura boleh memakai masker di luar ruangan jika mereka menginginkannya, dan pemakaian masker tetap diwajibkan untuk ruang tertutup alias indoor.
Warga Singapura telah memakai masker sejak 14 April 2020 atau hampir dua tahun.
Relaksasi drastis prokes Covid-19
Singapura Lee juga mengumumkan jumlah warga yang diizinkan bertatap muka dinaikkan dari maksimal lima orang menjadi 10 orang.
Kapasitas karyawan yang diizinkan bekerja di kantor juga naik dari maksimal 50 persen menjadi 75 persen.
Acara dengan jumlah hadirin lebih dari 1.000 orang dapat meningkatkan kapasitas tampung menjadi maksimal 75 persen.
PM Singapura juga mencabut larangan konsumsi alkohol setelah pukul 22.30 dan kembali mengizinkan musik live kembali didendangkan di bar.
Gugus Tugas Covid-19 Singapura dalam beberapa pekan ke depan akan mengumumkan pembukaan kembali diskotik, kelab malam, dan tempat karaoke yang telah ditutup sejak 26 Maret 2020.
PM Lee menekankan, Singapura siap berdamai dengan Covid-19.
Perdana Menteri berusia 70 tahun itu menyebut Negeri Merlion telah mencatatkan tonggak pencapaian yang signifikan dalam pertempuran melawan Covid-19 yang ditandai dengan tetap rendahnya angka kematian.
Angka kematian Covid-19 di Singapura saat ini adalah 1.220, salah satu yang terendah di dunia.
Pentingnya menjaga roda perekonomian dan membina hubungan antara keluarga, teman, dan sesama, ikut menjadi pertimbangan relaksasi drastis protokol pesehatan (prokes).
Relaksasi ini juga mempertimbangkan angka vaksinasi Singapura yang tertinggi di dunia, yaitu 95 persen untuk dua dosis dan 71 persen untuk booster vaksin Covid-19.
Tercatat tujuh gelombang Covid-19 mengguncang Singapura sejak virus yang kali pertama terdeteksi di China itu berkecamuk pada Januari 2020.
Gelombang terbaru adalah varian Omicron yang sudah mereda setelah menerjang Singapura sejak pertengahan Januari 2022.
Tingginya vaksinasi membuat mayoritas besar penderita Omicron yaitu 99 persen tidak bergejala sama sekali (asimtomatik) atau hanya bergejala ringan.
PM Lee menambahkan, kekebalan warga Singapura terhadap virus corona jauh lebih kuat sekarang dengan vaksinasi dan pulihnya mayoritas besar warga yang terinfeksi.
Kapasitas rumah sakit yang sempat terguncang akibat gelombang varian Delta tahun lalu tetap terjaga dan stabil.
Lee mengucapkan terima kasih kepada tenaga kesehatan (nakes) yang telah bekerja keras siang dan malam.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul Warga Singapura Tak Wajib Pakai Masker di Luar Ruangan Mulai 29 Maret