Konflik Rusia vs Ukraina
Perang Jalan Terus, Presiden Putin Berencana Hadiri KTT G20 di Bali
Rusia, lanjutnya, menghargai posisi tegas Indonesia, setelah Jakarta berulang kali mengatakan forum itu untuk menyelesaikan masalah ekonomi.
TRIBUNLOMBOK.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin berencana menghadiri KTT G20 akhir tahun ini di Indonesia. Demikian disampaikan utusan Moskwa pada Rabu 23 Maret 2022.
Dilansir AFP, Presiden Putin dilaporkan menolak saran Rusia dapat dikeluarkan dari kelompok G20 tersebut karena perang melawan Ukraina.
Pada Selasa 22 Maret 2022, Amerika Serikat mengindikasikan akan berkonsultasi dengan sekutu mengenai keanggotaan Rusia di forum internasional untuk meningkatkan tekanan atas invasi militer ke Ukraina.
Baca juga: Intelijen AS Menilai Putin Mulai Marah dan Frustrasi, Bakal Tingkatkan Gempuran ke Ukraina
Baca juga: Kirim Pernyataan Anti Perang ke 192 Negara, HWPL Serukan Perdamaian di Ukraina
Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan tuan rumah G20 Jakarta telah mengundang Putin ke KTT kepala negara November 2022 di Bali.

"Tergantung banyak hal, termasuk situasi Covid yang semakin membaik. Tapi, sejauh ini ya niatnya datang," kata Vorobieva kepada wartawan.
Menurut Vorobieva, ada upaya negara-negara Barat untuk mengusir Rusia dari organisasi dunia, termasuk Kelompok 20 ekonomi utama. Hal ini disebutnya sebagai reaksi yang tidak proporsional.
Rusia, lanjutnya, menghargai posisi tegas Indonesia, setelah Jakarta berulang kali mengatakan forum itu untuk menyelesaikan masalah ekonomi.
Pemerintah China pada hari Rabu 23 Maret 2022 juga menolak saran bahwa Rusia dapat dikecualikan, dengan menyebut Rusia adalah anggota penting G20.
Beijing telah memberikan tingkat perlindungan diplomatik karena Rusia mendapati dirinya semakin terisolasi, dan ekonominya terikat oleh sanksi Barat.
"G20 adalah forum utama untuk kerja sama ekonomi internasional," kata juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin. "Rusia adalah anggota penting, dan tidak ada anggota yang berhak mengusir negara lain."
Indonesia, yang saat ini memegang jabatan kepresidenan bergilir G20, mengatakan akan menjaga forum November tetap fokus pada tujuan awalnya.
Hal itu menyiratkan Indonesia tidak memasukkan invasi militer Rusia ke Ukraina sebagian besar dari agenda.
"Tentu saja, pengusiran Rusia dari forum semacam ini tidak akan membantu menyelesaikan masalah ekonomi ini. Sebaliknya, tanpa Rusia, itu akan sulit," kata Vorobieva.
"Kami sangat berharap pemerintah Indonesia tidak menyerah pada tekanan mengerikan yang sedang diterapkan tidak hanya di Indonesia, tetapi begitu banyak negara di dunia oleh Barat," tambahnya.
Perang Nuklir