Keberadaan Minyak Goreng Masih Tak Merata, Gubernur NTB: Akibat Distribusi ke Luar Negeri

Minyak goreng belum juga mudah ditemui di pasaran, termasuk oleh masyarakat di Kabupaten Lombok Utara.

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON
Pedagang minyak goreng di Pasar Tanjung Lombok Utara. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK UTARA - Minyak goreng belum juga mudah ditemui di pasaran, termasuk oleh masyarakat di Kabupaten Lombok Utara.

Jopan, pemilik kedai makanan dan minuman di Kecamatan Pemenang, menceritakan soal dampak langkanya minyak goreng terhadap usahanya.

Hal ini lantaran banyak menunya dimasak menggunakan minyak goreng.

"Sementara itu masih langka," katanya, menanggapi kelangkaan minyak goreng, Senin (14/3/2022).

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Luthfi mengungkapkan dua hal yang kemungkinan menjadi penyebab kelangkaan minyak goreng murah di pasaran.

Mendag menduga ada oknum yang menimbun minyak goreng dan dijual ke luar negeri.

Baca juga: Pemkot Mataram Gelar Operasi Pasar Murah, Minyak Goreng jadi Incaran Warga

Baca juga: Cara HALO Ikut Ramaikan Gelaran MotoGP Mandalika, Kegiatan Sosial hingga Nonton Bareng MotoGP

Selain itu, ada kebocoran untuk industri yang dijual dengan harga tidak sesuai patokan pemerintah.

"Hasil timbunan itu, bahkan dijual ke luar negeri dengan harga yang berlaku di tingkat global, ini sudah melanggar hukum," ucapnya, dikutip Tribunnews.com dari Kontan.co.id, Sabtu (12/3/2022).

Berbeda dengan pengakuan Neta, pemilik kios sembako di Pasar Tanjung, di kawasan tempatnya berjualan tersebut, minyak goreng masih bisa dijangkau meski dikabarkan langka.

Neta sendiri menjual beragam ukuran minyak goreng, dari yang 600 ml hingga 1 liter.

Mulai dari harga Rp17 ribuan hingga Rp27 ribuan.

"Masih sih ada itu, enggak sampai habis," ujarnya.

Pedagang minyak goreng di Pasar Tanjung Lombok Utara.
Pedagang minyak goreng di Pasar Tanjung Lombok Utara. (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON)

Dikonfirmasi terpisah, Maskanah, Kasi Bakopting (Barang Pokok dan Penting), Dinas Perdagangan Provinsi NTB, membenarkan pasokan minyak goreng dari produsen masih terbatas ke distributor.

Berdasarkan kondisi tersebut, ia mengungkapkan pihaknya telah mulai berkordinasi dengan pemerintah pusat untuk mengatasi kebutuhan masyarakat.

"Dinas perdagangan provinsi NTB sudah bersurat ke pusat untuk permintaan stok minyak pada distributor dan langkah-langkah dari distributor sudah mengajukan permintaan ke masing-masing distributor," jelasnya, awal Maret lalu (2/3/2022).

Sementara itu, Gubernur NTB Dr Zulkieflimansyah, meminta warga untuk mengurangi penggunaan minyak goreng mengingat harganya yang masih susah dikendalikan.

Baca juga: Presiden Jokowi Cek Langsung Ketersediaan Minyak Goreng di Pasar, Ini Katanya

Permintaan ini disampaikannya, dalam sebuah postingan ketika berada di Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan. 

Dalam penjelasan tertulisnya, Bang Zul, akrab politisi PKS tersebut, menyebut saat ini produsen minyak goreng di Indonesia memilih menjual minyak goreng ke luar negeri hingga berpengaruh besar terhadap cadangan di Indonesia.

Ia menilai hal tersebut terjadi karena harga minyak goreng di luar negeri lebih mahal dibandingkan dalam negeri. 

"Dengan menjualnya ke luar negeri, dengan harga lebih tinggi tentu keuntungannya jadi lebih besar dibandingkan menjualnya di dalam negeri," tulis Bang Zul dalam postingan instagramnya (14/3/2022).

(Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon) (Kontan.co.id/Nuverius Laoli)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved