Corona di NTB
Vaksinasi Mobile Tingkatkan Capaian Vaksin hingga 188 Dosis Per Hari
Vaksinasi Mobile Lombok Barat telah berhasil tingkatkan capaian vaksin hingga 188 dosis per hari sistem tersebut diluncurkan
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT - Pascadiluncurkan Jumat kemarin (11/3/2022), Vaksinasi Mobile Lombok Barat telah berhasil tingkatkan capaian vaksin hingga 188 dosis per hari sistem tersebut diluncurkan.
Angka ini muncul dari hasil laporan Kapolsek Sekotong Iptu I Kadek Sumerta, yang juga mengatakan, peluncuran Vaksinasi Mobile Polres Lombok Barat memberi dampak signifikan terhadap capaian vaksinasi di wilayahnya.
Bagi jajarannya, Vaksinasi Mobile penting untuk membantu capaian vaksin di wilayahnya.
Terutama untuk menjangkau masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan nelayan.
Baca juga: Jelang MotoGP Mandalika 2022, Polres Lobar Percepat Vaksinasi Lewat Vaksinasi Mobile
“Dulu masyarakat kesulitan mendatangi langsung gerai vaksin yang disiapkan, terutama yang berada di tempat terpencil atau yang berdomisili di lokasi-lokasi dengan medan sulit,” katanya.
Ia mengungkapkan, Vaksinasi Mobile juga mempercepat dukungan terhadapnproses menginputan data.
Menurutnya, strategi ini juga membantu kepolisian dalam menentukan distribusi vaksin hingga lebih tepat sasaran.
“Data yang valid dapat meminimalisir kendala di lapangan, sehingga dapat mengetahui sasaran yang dituju,” ujarnya.
Baca juga: Kejar Target Vaksinasi hingga 80%, Bupati Lombok Timur Libatkan Komisi VIII DPR-RI
Tak lupa, ia pun mengapresiasi keterlibatan pemerintah di tingkat kecamatan hingga tingkat dusun atau RT yang turut berkolaborasi dalam kelancaran gerakan Vaksinasi Mobile.
“Juga tidak hanya memaksimalkan peran Bhabinkamtibmas saja, tugas ini pun dilakukan oleh seluruh anggota Polsek Sekotong, yang melakukan antar jemput terhadap sasaran vaksin,” sambungnya.
Hal ini dilakukan, katanya lagi, mengingat aktivitas masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani hingga membuatnya sulit ditemui.
“Sekarang lebih terarah dalam menemukan sasaran vaksin, dengan menggandeng aparatur desa setempat, hingga tingkat RT, melalui koordinasi yang intens, dari masing-masing anggota,” pungkasnya.
(*)