Konflik Rusia vs Ukraina

Kisah Mahasiswa NTB di Rusia saat Perang dengan Ukraina Berkecamuk, Cemas karena Sanksi SWIFT 

Perang Rusia dan Ukraina mulai dirasakan dampaknya oleh para mahasiswa asal NTB yang tengah belajar di Rusia. Dampak ekonomi paling mereka rasakan.

Editor: Sirtupillaili
Dok.Taufiqurrahman
Taufiqurrahman, mahasiswa NTB yang belajar di Russian State Social University. 

Kedutaan juga meminta mereka tetap memantau perkembangan situasi di Rusia dan menghindari kerumunan massa di sana.

Himbauan itulah yang mereka patuhi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Taufiqurrahman menuturkan, sebelum perang benar-benar meletus, jauh jauh hari mereka sudah mulai mengantisipasi.

"Ketika ada beberapa berita yang kami dengar akan ada SWIFT sanksi terhadap Rusia, kami sudah menarik uang sebagian untuk keperluan kebutuhan di sini, sejauh ini masih aman bang untuk keperluan pribadi," katanya pada TribunLombok.com.

Penerima Program Beasiswa NTB ini mengakui, sejauh ini studinya tidak terganggu dengan adanya kondisi perang tersebut.

Tapi mereka merasakan ada perubahan yang signifikan sejak Rusia memutuskan menginvansi Ukraina.

"Sebelumnya kondisi aman, harga keuangan stabil dan masyarakat menjalankan aktivitas seperti biasa," tuturnya.

Suasana di Kota Moskow, ibu kota Rusia.
Suasana di Kota Moskow, ibu kota Rusia. (Dok.Taufiqurrahman)

Tapi setelah perang beberapa kebiasaan masyarakat berubah terhadap sanksi ekonomi ini.

Sebagian masyarakat mengalami 'panic buying' dimana beberapa masyarakat di Rusia bersiap-siap dengan menyiapkan kebutuhan sehari-hari.

"Volume orang pergi ke supermarket untuk memenuhi stock di rumah dan ke bank-bank Rusia lebih banyak," katanya.

Selama tinggal di asrama kampus, Taufiqurrahman merasa aman, tanpa ada gangguan keamanan sama sekali.

"Kalau untuk warga asing sebagian mereka merasa aman juga karena di Moskow terlebih lagi untuk kondisinya masih tetap aman dan kondusif," tuturnya.

Baca juga: Tak Mudah Kuasai Ukraina, Ribuan Tentara hingga Pesawat Tempur Rusia Malah Dilumpuhkan

Untuk menyikapi situasi saat ini, kata Taufiqurrahman, berupaya tetap tenang.

Menurutnya, karena pemberitaan media-media juga yang bias kepentingan tentunya ada kepanikan tersendiri di awal pemberlakuan SWIFT.

"Seperti apakah ATM yang berlogo visa card masih bisa menarik atau tidak dan hal-hal lainnya," katanya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved