2022, Ujian Nasional Masih Ditiadakan
Ujian Nasional (UN) tahun 2022, masih tidak akan menjadi rujukan kelulusan siswa dasar hingga menengah.
Penulis: Atina | Editor: Lalu Helmi
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Ujian Nasional (UN) tahun 2022, masih tidak akan menjadi rujukan kelulusan siswa dasar hingga menengah.
Dihapus atau ditiadakannya UN ini, sebenarnya sudah dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Surat Edaran (SE) Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021 tentang peniadaan UN dan ujian kesetaraan serta pelaksanaan Ujian Sekolah (US).
Awalnya, kebijakan ini diambil untuk mengantisipasi peserta didik dari penularan pandemi Covid-19 di lingkungan sekolah.
Baca juga: Wajib, Berikut Jadwal Gladi Bersih Hingga Pelaksanaan Asesmen Sekolah Nasional Susulan 2021 di NTB
Baca juga: Dikbudpora Sebut Masih Ada Puluhan Sekolah Ambruk di Kabupaten Bima
Karena kondisi yang sama, maka SE itu masih diberlakukan pada tahun ini.
"Sudah kami tanyakan, kabarnya masih seperti konsep di tahun 2021," jelas Plt Kabid Dikdas, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bima, Muhammad Humaidin.
Untuk menggantikan UN, kata dia sebagaimana yang tertuang dalam edaran Kemendikbud nomor 1 tahun 2021, pihak sekolah cukup melaksanakan portofolio.
Seperti evaluasi nilai rapot, sikap, perilaku, serta penilaian atas prestasi yang pernah diraih peserta didik pada tahun-tahun sebelumnya.
"Baik itu penghargaan, perlombaan dan prestasi lainnya," jelas Humaidin.
Kemudian, siswa diberikan tugas serta tes kemampuan penguasaan Mata Pelajaran (Mapel).
Baik dilaksanakan Dalam Jaringan (Daring) maupun Luar Jaringan (Luring).
"Bisa juga diganti dalam bentuk lain. Pokoknya terserah pihak sekolah aja," terangnya.
Sementara untuk jadwal pengganti UN tersebut, hingga kini belum ditetapkan. Nanti akan disesuaikan dengan kelender pendidikan.
TribunLombok.com, menghubungi beberapa siswa untuk mengetahui pendapat mereka tentang kebijakan ini.
Idham, siswa MAN 2 Kota Bima mengaku mengikuti saja apa yang diarahkan guru dan sekolah.
"Mana-mana saja. Yang penting bisa lulus," ujarnya.
Hal senada juga dikatakan siswa lain, yang tidak begitu peduli dengan sistem yang dijalankan.
"Kayak tahun lalu, kita masih disebut alumni covid," seloroh Reza, siswa pada sebuah SMP di Kota Bima.
(*)