Teteskan Air Mata, Istri Ungkap Kata Terakhir Bripda Febriyan: 'Pamit ke Pantai, Tak Bilang Ritual'

"Bilangnya cuma mau pergi ke pantai. Tak bilang ada ritual," cetus Diana, istri Bripda Febriyan Duwi korban ritual maut di Pantai Payangan Jember.

Editor: Irsan Yamananda
TribunJatim
Diana, istri Bripda Febriyan Duwi (Bripda FD) tak percaya suaminya meninggal dalam tragedi ritual Pantai Payangan, Jember 

TRIBUNLOMBOK.COM - Insiden yang terjadi di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur menjadi sorotan.

Seperti diketahui, para peserta ritual di tempat tersebut terseret ombak.

Belasan orang diantaranya dikabarkan meninggal dunia.

Nama Bripda Febriyan Duwi masuk dalam daftar korban ritual maut tersebut.

Ia merupakan seorang bintara polri.

Berdasarkan informasi, Bripda Febriyan Duwi merupakan anggota Polsek Pujer, Bondowoso.

Baca juga: Kesaksian Korban Selamat Ritual Maut di Pantai Payangan, Dihantam Ombak Besar saat Meditasi

Baca juga: Kronologi hingga Tujuan Ritual di Pantai Payangan, Bermaksud untuk Melancarkan Segala Urursan

Pangkat terakhirnya adalah adalah seorang bintara.

Selain itu, korban juga diketahui baru setahun menikah.

Sang istri, Diana, tak tahu persis aktivitas suaminya.

Sebab, selama ini dia dan suami jarang tinggal satu rumah.

Baca juga: Kronologi hingga Tujuan Ritual di Pantai Payangan, Bermaksud untuk Melancarkan Segala Urursan

Febri dinas di Bondowoso, sedangkan Diana kerja di Probolinggo.

Diketahui, Bripda Febriyan tewas dalam ritual berujung maut di Pantai Payangan Jember, Minggu dini hari (13/2/2022).

Berkaca-kaca mata Diana saat duduk di depan meja petugas TIM Disaster Victim Investigation (DVI).

Mata Diana terus meneteskan air mata.

Ibu mertuanya, mencoba menenangkan.

Diana sempat mencetus omongan, sebelum Febriyan sempat pamit ke dirinya untuk pergi ke Pantai Payangan.

Febri mengirim ucapan pamit ke Diana dalam obrolan telepon. 

"Bilangnya cuma mau pergi ke pantai. Tidak bilang kalau ada ritual," cetus Diana. 

Sebelumnya, pada Minggu (13/2/2022) dini hari, terjadi peristiwa kecelakaan pantai di Pantai Payangan, Sumberejo, Ambulu, Jember

Sebanyak 24 orang menjadi korban, 11 di antaranya meninggal dunia setelah terseret ombak.

Evakuasi warga yang tenggelam di pantai payangan Jember.
Evakuasi warga yang tenggelam di pantai payangan Jember. (Bagus Supriadi/Dokumentasi Basarnas Jember)

Mereka melakukan ritual.

Mereka berasal dari kelompok pengkajian Tunggal Jati Nusantara, Jember.

Mereka berasal dari beberapa kecamatan di Kabupaten Jember, seperti Sukorambi, Patrang, Ajung, juga Rambipuji.

Mereka berangkat dengan dipimpin oleh ketua kelompok itu, Nh (Nurhasan), warga Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi.

Menurut Kapolsek Ambulu AKP Ma'ruf, dari keterangan saksi yang sudah diperiksa terlebih dahulu, ada 20 orang anggota kelompok itu yang turun di tepi pantai.

"Ya di situ, di tepi pantai itu," ujar Ma'ruf kepada Surya, sambil menunjuk titik yang dipakai ritual.

Ke-20 orang itu berdiri dengan siku saling digandengkan.

"Sedangkan yang empat menunggu di atas," imbuhnya.

Keempat orang itu, satu orang sopir yang memang tidak ikut ritual, dan tiga orang petinggi kelompok yang berada kawasan pasir yang lebih atas.

"Saat masih berdiri itulah, ombak besar datang. Waktu kejadian sekitar pukul 00.30 - 01.00 Wib, dini hari tadi," lanjutnya.

Baca juga: Bripda Febriyan Tewas saat Ritual Pantai Payangan, Istri Menangis: Ga Ada yang Aneh sama Suamiku

Daftar Korban Peristiwa Ritual Berujung Maut di Jember

Polda Jatim melakukan pemeriksaan luar 10 jenazah korban ritual berujung maut di Rumah Sakit Soebandi, Jember.

Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk memastikan penyebab kematian semua korban akibat kecelakaan di bibir Pantai Payangan.

Adapun nama-nama korban tewas yakni:

1.  Sulastri (42) warga asal Desa Gebang Kecamatan/ Kabupaten Jember.

2. Pinkan (13) warga asal Desa Tawangalun Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.

3. Arisco (21) warga asal Desa Gumukmas Kabupaten Jember.

4. Ida (33) warga asal Desa Tawangalun Kabupaten Jember.

5. Bripda Febrian Duwi (25) warga asal Desa Sumber Salam Kecamatan Tenggaran Kabupaten Bodowoso

6. Yuli (42) warga asal Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember 

7. Basuni (55) warga asal Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.

8. Sofi (22) warga asal Kecamatan Gebang Kabupaten Jember.

9. Sri Wahyuni (30) warga asal Kecamatan Gebang Kabupaten Jember.

10. Syaiful bahri (35) warga asal Kecamatan Ajung Kabupaten Jember.

Sosok Bripda Febriyan Duwi, Bintara Polri yang Jadi Korban Ritual Maut di Pantai Payangan Jember.
Sosok Bripda Febriyan Duwi, Bintara Polri yang Jadi Korban Ritual Maut di Pantai Payangan Jember. (Kolase Surya.co.id dan instagram)

Perlu diketahui, korban tewas dalam peristiwa ini ada 11 orang.

Akan tetapi, 1 korban atas nama Kholifah warga Desa Gugut, Rambipuji, sudah selesai dilakukan pemeriksaan antem mortem.

Hasil analisis, korban mengalami luka di bagian pelipis mata dan cidera di bagian kaki.

Dugaan kuat korban terbentur tebing setelah tergulung ombak ganas pantai selatan.

Pengakuan korban selamat

Seorang korban selamat dari kecelakaan laut di Pantai Payangan yang menewaskan 10 warga Jember, Jawa Timur, menceritakan ritual yang dilakukan oleh rombongan berjumlah 24 orang tersebut.

Korban selamat bernama Bayu tersebut menjelaskan, mereka datang untuk melakukan ritual berupa meditasi di tepi Pantai Payangan, Jember.

“Meditasi,” kata Bayu, Minggu (13/2/2022), melansir dari Kompas TV dalam artikel 'Korban Selamat Ungkap Ritual di Pantai Payangan Jember, 10 Meninggal Terseret Ombak'.

Menurutnya, mereka melakukan meditasi di pinggir laut. Namun, saat itu tiba-tiba ombak besar datang dan menyeret rekannya.

“Ada ombak dua kali datang. Ombak pertama ini saya berdiri terus lari saya menghindari ombak kedua.”

Baca juga: Bripda Febriyan Tewas saat Ritual Pantai Payangan, Istri Menangis: Ga Ada yang Aneh sama Suamiku

Ombak tersebut kemudian menyeret belasan orang dan 10 orang di antaranya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Kesepuluh jenazah tersebut  sudah tiba di Puskesmas Ambulu, Jember, untuk proses identifikasi dan pendataan.

“Di puskesmas ambulu sudah ada 10 jenazah yang menunggu proses identifikasi dari kepolisian,” jurnalis Kompas TV Jember, Hernawan, melaporkan dari Puskesmas Ambulu.

Berdasarkan pantauan dan informasi yang diterima, sejumlah keluarga sudah datang menjemput namun belum bisa dibawa pulang karena masih proses identifikasi berikut pendataan.

“Dari informasi yang kami terima, para korban berusia dewasa, beulm terkonfirmasi di bawah umur.”

“Berdasarkan penjelasan seorang korban selamat, Bayu, waktu itu memang sedang melakukan ritual sebanyak lebih dari 20 orang, tiba-tiba ada ombak dua kali menerjang,” imbuhnya.

Masih berdasarkan pantauannya, petugas puskesmas tidak mendirikan posko, tetapi ada meja pelayanan yang dibantu oleh petugas kepolisian dan TNI.

Mengenai identitas dan alamat para korban, Hermawan mengatakan dirinya belum mendapatkan identitas secara pasti.

“Yang pasti, kata dia,  dari informasi yang kami terima korban berasal dari sejumlah daerah di Jember.

“Dari pantauan kami, dalam mengevakuasi jenazah menggunakan sejumlah mobil ambulans, yang jumlahnya kami tidak tahu pasti karena  memang waktu itu ambulans silih berganti datang. Ada yang datang dan menjemput kembali.”

Baca juga: Ritual Berujung Maut di Pantai Payangan Jember, 23 Warga Terseret Ombak, 3 Meninggal Dunia

Selain korban meninggal, sebanyak tiga korban selamat juga dirawat di puskesmas Ambulu. Semuanya dilakukan pemantauan medis.

“Sebagian merasakan sesak diduga kerena tersedak atau menelan air laut” seperti dikutip dari Surya.co.id dengan judul SOSOK Bripda Febriyan Duwi, Bintara Polri yang Jadi Korban Ritual Maut di Pantai Payangan Jember.

(Putra Dewangga/Tony Hermawan/SURYA.co.id)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved