Tak Mau Sekolah, Siswi SD di Sultra Trauma Dihukum Makan Sampah oleh Guru, Korban Capai 16 Anak
Dari informasi para murid, Musrianto menyebut MW meminta para korban menggigit sampah plastik bekas bungkus makanan.
Lantaran kala itu tidak ada guru di kelas 3, maka murid-murid pun ribut.
"Siswa kelas 3 itu ribut pada saat itu, ya namanya anak-anak tidak ada guru kan ribut dalam kelas," ungkap Musrianto.
Pelaku yang terganggu saat mengajar serta statusnya sebagai guru piket hari itu disebut berusaha untuk menegur para murid yang ribut.
"Jadi ibu guru kelas 4 ini dan dia juga selaku petugas piket di hari itu ingin menenangkan siswa itu jangan ribut supaya tidak mengganggu kegiatan belajar di kelas 4," paparnya.
Namun, teguran dari MW yang sudah dua kali ternyata tetap tak digubris murid kelas 3.
Baca juga: FAKTA Murid SD Disuntik Vaksin Kosong: Tenaga Medis Diperiksa Polisi, Bukan Program Pemko Medan
Sehingga pelaku habis kesabarannya dan memberi hukuman yang tak pantas.
"Itu kejadiannya berulang dua kali, kemudian di situ dari kejadian itu, ibu guru ini masuk kembali ke kelas."
"Masuk, mengajar, tapi mereka masih ribut.
Nah jadi ibu guru ambil tindakan bagaimana caranya untuk menenangkan ini, nah diberikanlah hukuman yang seperti tadi itu," tuturnya.
Dari informasi para murid, Musrianto menyebut MW meminta para korban menggigit sampah plastik bekas bungkus makanan.
Adapun sampah itu diambil dari tong di depan kelas.
"Disobek kecil-kecil dan disuruh gigit siswa tadi, supaya salah satu cara mungkin (untuk menghukum)," ujar Musrianto.
"Itu kalau menurut informasinya dari anak-anak diambil dari tempat sampah," imbuhnya.
Baca juga: Guru Bagikan Kisah Pilu di Balik Foto Siswa SD Pakai Seragam Kebesaran, Ibunya Baru Saja Meninggal
Kata polisi
Diberitakan TribunnewsSultra.com sebelumnya, pihak kepolisian juga membenarkan hal ini.