Kisah Tentara Jepang di Guam yang Tak Menyerah Walau PD II Telah 28 Tahun Berakhir

Sersan Shoichi Yokoi ditugaskan di Guam saat Perang Dunia II berkecamuk. Ia terpisah dari pasukannya ketika pasukan AS merebut pulau itu.

Penulis: krisnasumarga | Editor: krisnasumarga
russiatoday/wikipedia
TENTARA JEPANG - Sersan Yokoi yang selama 28 tahun tinggal di hutan Guam sesudah Perang Dunia II berakhir. Ia menganggap perang masih berlangsung hingga ia secara tidak sengaja ditemukan dua pemburu Chimora. 

TRIBUNLOMBOK.COM, MOSKOW - Sersan Shoichi Yokoi tetap berlaku sebagai tentara kekaisaran Jepang, walau Perang Dunia II telah berakhir 28 tahun sebelumnya.

Selama itu pula Yokoi yang ditugaskan di Guam, tetap menganggap peperangan masih berlangsung. Dikutip dari Russia Today, 24 Januari 2022, kisah ini mulai terungkap pada sore 24 Januari 1972.

Dua pemburu CHAmoru saat itu memeriksa perangkap ikan mereka di sungai Talo'fo'fo yang berkelok-kelok melalui hutan di pulau Pasifik Guam.

Tiba-tiba mereka dikejutkan seorang pria tanpa alas kaki yang tampak liar keluar dari semak belukar di depan mereka.

Jelas sama terkejutnya dengan mereka, orang asing itu membuang perangkap ikan buatan tangan yang dibawanya. Ia berusaha merebut senapan pemburu.

Namun dia dengan mudah diliputi, ditundukkan, dan dipaksa untuk dibawa kedua pemburu itu kembali ke desa mereka. Kisah paling luar biasa dari abad ke-20 perlahan terungkap.

Pria yang muncul entah dari mana dalam kegelapan malam itu teridentifikasi Bernama Sersan Shoichi Yokoi dari Divisi ke-38 Tentara Kekaisaran Jepang.

Kontak terakhirnya dengan dunia luar adalah 28 tahun sebelumnya, setelah pasukan AS mendapatkan kembali kendali atas pulau itu dari Jepang.

Tiga Tentara Jepang

Dalam delapan tahun sebelum pertemuannya dengan orang-orang CHAmoru, dia tidak berbicara sepatah kata pun kepada orang lain.

Dia adalah salah satu dari tiga serdadu Jepang yang telah menghindari penangkapan, dan yang terakhir bertahan, bersembunyi di gua dan berburu di malam hari.

Yokoi saat ini telah meninggal dunia. Keponakannya, Profesor Omi Hatashin, yang tinggal di Osaka kembali menceritakan kisah pamannya itu kepada situs Russia Today.

Berbicara dari Osaka, Profesor Hatashin menolak mitologi prajurit yang tidak akan pernah menyerah yang telah diciptakan di sekitar kisah pamannya.

Dosen bidang sejarah modern dan hak asasi manusia itu sebaliknya melukiskan gambaran pedih tentang seorang pria yang putus asa yang selalu berhasrat kembali ke keluarganya.

Ketika Hatashin baru berusia enam tahun, hanya beberapa bulan setelah pamannya muncul kembali di Guam dan kemudian kembali ke Jepang, Yokoi menikah dengan Mihoko, bibi anak laki-laki itu. Yokoi berusia 56 tahun pada saat itu dan pengantinnya berusia 44 tahun.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved