Ini Pusat Gempa yang Guncang Lombok dan Sekitarnya, Kedalaman 10 Km di Daratan Lombok Barat
Kekuatan gempa 4,6 skala Richter. Pusat gempa di daratan Lombok Barat kedalaman 10 km. Getarannya bisa dirasakan hingga Denpasar dan Badung.
Penulis: krisnasumarga | Editor: krisnasumarga
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono menyebutkan gempa yang mengguncang Pulau Lombok dan Sumbawa, Selasa (25/1/2022) pagi dipicu sesar aktif di daratan Lombok Barat.
Gempa yang terjadi pukul 05.14.14 WITA itu membuat warga Mataram dan sekitarnya berhamburan keluar rumah. Guncangannya memang sangat kuat, termasuk dirasakan Tribunlombok.com di Kawasan Rembiga Timur, Kota Mataram.
Kekuatan gempa tercatat 4,6 skala Richter. Pusat gempa di kedalaman 10 kilometer. Getarannya bisa dirasakan hingga Denpasar, Badung, Karangasem, Padangbai, dan Gianyar d skala IV Modified Mercalli Intensity (MMI).
Sementara selain di Lombok Barat, getaran gempa dirasakan di Lombok Tengah, Lombok Utara dan Lombok Timur pada skala III MMI. Gempa cukup kuat sebelumnya terjadi 15 Januari 2022 di utara Bima.
Data BMKG menunjukkan gempa saat itu terjadi pukul 23.43 WITA berkekuatan 4,8 skala Richter. Pusat gempa ada di kedalaman 61 kilometer, bisa dirasakan di Bima, Dompu, Sumbawa, dan Sumbawa Barat.
Gempa besar tiga tahun lalu terjadi di Pulau Lombok, tepatnya 29 Juli 2018. Gempa darat berkekuatan 6,4 skala Richter terjadi pukul 06.47 WITA.
Pusat gempa 47 kilometer timur laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat di kedalaman 24 kilometer. Guncangan gempa bumi dirasakan di seluruh wilayah Pulau Lombok, Pulau Bali, dan Pulau Sumbawa.
Gempa yang menimbulkan kerusakan besar ini merupakan rangkaian gempa awal sebelum gempa bermagnitudo lebih besar mengguncang Lombok pada 5 Agustus 2018.
Kenali dan Antisipasi
Dikutip dari situs resminya, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) telah membuat berbagai instrumen mitigasi gempa bumi untuk masyarakat.
Kunci utama mitigasi dari rumah menurut BMKG ada tiga. Pertama, mengenali apa yang disebut gempa bumi. Kedua, memastikan struktur dan letak rumah bisa terhindar dari bahaya gempa seperti longsor, likuifaksi dan lain-lain.
Ketiga, mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan agar terhindar dari bahaya gempa bumi.
Sementara jika di tempat kerja, warga harus memperhatikan letak pintu, lift, tangga darurat dan tempat-tempat perlindungan awal jika terjadi gempa.
Setiap warga juga bisa melakukan P3K, belajar menggunakan alat pemadam kebakaran, serta menyimpan nomer-nomer telepon penting saat terjadi gempa.
Upaya berikutnya yang bisa dilakukan di rumah maupun tempat kerja, menata lemari atau tempat perabotan agar tidak roboh, bergeser jika terjadi gempa.
Satu di antara penyebab banyaknya korban adalah tertimpa benda berat. Karena itu BMKG menyarankan, benda-benda berat diletakkan di bagian bawah ruang penyimpanan.
Selain itu, benda-benda atau aksesori yang tergantung sebaiknya dicek kestabilannya. Benda-benda atau bahan yang mudah terbakar disimpan di lokasi yang tidak mudah pecah.(Tribunlombok.com/Setya Krisna Sumarga)