Murid Bodong Dana BOS NTB

Kompleks gedung madrasah Darus Shiddiqien NW Mertak Paok, Desa Mekar Bersatu, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah pagi itu tampak lengang.

ISTIMEWA
Ilustrasi Dana BOS 

Pihak Sekolah Bantah Siswa Fiktif

Dugaan ini langsung dibantah Ahmad Fauzi, kepala SMK Darus Shiddiqien NW Mertak Paok.

Fauzi juga membantah keras ada siswa fiktif atau bodong di sekolahnya, karena yang ada hanya siswa mutasi atau pindah.

”Tidak ada, kami tidak berani pak,” tegas Fauzi, saat dikonfirmasi TribunLombok.com, di rumahnya, Kamis (30/12/2021).

Temuan lainnya, salah seorang siswa dari sekolah lain dimasukkan sebagai data penerima bantuan di Darus Shiddiqien NW Mertak Paok. 

Siswi tersebut berinisial SD. Ia tercatat lulus di sekolah lain yakni di SMK Islam Qiyamu At-Tarbiyyah. Tapi namanya tetap masuk sebagai penerima BOS di Darus Shiddiqien NW Mertak Paok.

Baca juga: Tekad Kapolda NTB Irjen Djoko Poerwanto, Sukseskan MotoGP Mandalika 2022 sampai Berantas Korupsi

Ahmad Fauzi menjelaskan, siswi asal Gerantung tersebut tidak pernah tercatat di SMK Darus Shiddiqien NW Mertak Paok. ”Dia di Aliyah (MA) kemudian pindah ke SMK Qiyamu At-Tarbiyyah,” katanya.

Dia tidak tahu persis bagaimana proses kepindahan siswinya itu ke SMK sebelah.

Data menunjukkan, siswi ini memang pernah bersekolah di Darus Shiddiqien NW Mertak Paok. Tapi bukan di SMK-nya, melainkan di Madrasah Alihayah (MA).

Pada data EMIS (Education Management Information System) semester genap tahun 2019-2020, SD masih tercatat sebagai siswi MA Darus Shiddiqien NW Mertak Paok. Nama tersebut diduga telah digunakan sejak 2018 sampai 2020.

Faktanya, siswi tersebut telah pindah ke sekolah lain yakni SMK Islam Qiyamu At-Tarbiyyah sampai lulus. ”Dia murid saya di MTs. Tiga tahun di MTs, kemudian masuk aliyah dan pindah.Nah kepindahannya saya kurang tahu,” katanya.

Ahmad Fauzi menegaskan, pihaknya tidak berani main-main dengan data penerima BOS. Apalagi memainkan dana bantuan bagi siswa. Dia juga tidak mau mendapat masalah dengan hal-hal seperti itu.

Terkait adanya perbedaan data siswa, justru dialah yang menghapus nama sejumlah siswa yang sudah tidak belajar di SMK.

Sehingga terjadi selisih jumlah, dari 67 siswa saat pengajuan dana BOS menjadi 61 orang siswa yang masih belajar saat ini.

Data itulah yang dia laporkan ke Dikbud NTB.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved