Kebutuhan Nataru di Kota Mataram Meningkat, Inflasi Desember 2021 Diprediksi Naik

Kota Mataram sebelumnya dapat menjaga inflasi dari bulan ke bulan pada November di angka 0,05 persen.

Editor: Salma Fenty
bps.go.id
Data Inflasi Tahun ke Tahun (2019-2021). Simak pengertian inflasi, penyebab, dan dampaknya. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Wahyu Widiyantoro

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAMInflasi Kota Mataram diprediksi naik ke angka 0,25 persen pada bulan Desember 2021 ini karena kebutuhan masyarakat selama Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Kota Mataram sebelumnya dapat menjaga inflasi dari bulan ke bulan pada November di angka 0,05 persen.

Sumbangan inflasi terbesar pada kelompok pengeluaran perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,44 persen.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Achmad Fauzi menghitung prediksi inflasi Kota Mataram pada bulan Desember bakal lebih tinggi dari bulan November.

Kami prediksi inflasi kita berada di 0,25 persen. Jadi lebih naik dibanding bulan November,” ujarnya usai rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Mataram Selasa (21/12/2021).

Faktor penyumbang inflasi ini, kata Fauzi, ada pada kebutuhan masyarakat di Hari Raya Natal serta Tahun Baru.

Baca juga: Kota Mataram Mengalami Inflasi 0,05 Persen pada November 2021

Baca juga: Jelang Nataru, Polisi Sisir Produsen Miras Tradisional Tuak di Lombok Barat

“Ada peningkatan permintaan terkait kebutuhan komoditas sehari-hari,” kata Fauzi.

Komoditas yang diprediksi menyumbang inflasi yakni cabai rawit, minyak goreng, telur ayam ras, tomat, dan sawi.

Kemudian komoditas diperkirakan menyumbang deflasi antara lain daging ayam ras, daging sapi, bawang merah, udang basah, dan ikan kembung.

“Ini kita upayakan bagaimana TPID dapat kendalikan harga sehingga jangan sampai harga-harga ini memberatkan masyarakat,” ujarnya.

Fauzi memberi rekomendasi kepada pemerintah Kota Mataram untuk melakukan intervensi kebijakan agar inflasi di akhir tahun dapat terus terkendali.

Diantaranya, memperhatikan komoditas-komoditas yang diprediksi akan menyumbang inflasi.

“Komoditas ini agar suplainya dipenuhi dari daerah lain, daerah penyangga yang kondisinya surplus sehingga harga dapat dikendalikan,” papar Fauzi.

Selanjutnya, menggelar operasi pasar murah di sejumlah tempat, dan memberi edukasi kepada masyarakat agar tidak terpancing barang murah yang didiskon pada akhir tahun.

“Selanjutnya, pemerintah harus memastikan kelancaran distribusi komoditas untuk menghindari kelangkaan atau kekurangan suplai,” sebut Fauzi. (*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved