Berita Politik

Isu Reshuffle 8 Desember Mencuat, Hadi Tjahjanto Diisukan Masuk Kabinet

Merujuk pada kebiasaan Presiden Jokowi melakukan reshuffle, Rabu 8 Desember 2021 disebut-disebut akan menjadi hari reshuffle.

Editor: Dion DB Putra
TribunLombok.com/Sirtupillaili
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (tengah) memberikan keterangan pers di kantor gubernur NTB, Jumat 10 September 2021. 

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Isu reshuffle kabinet kembali mencuat seiring pergantian Panglima TNI dari Marsekal Hadi Tjahjanto ke Jenderal Andika Perkasa.

Sejumlah kursi kementerian dikabarkan bakal dikocok ulang. Ada beberapa kursi yang akan diisi nama baru. Termasuk kursi wakil menteri ESDM yang kabarnya juga sudah disiapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat perpres baru.

Seiring kabar reshuffle itu, bebeberapa nama diisikan akan mengisi kursi menteri di kabinet. Marsekal Hadi Tjahjanto disebut-sebut bakal menjadi Kepala Staf Kepresidenen (KSP) atau di kursi Menko Polhukam.

Baca juga: Reshuffle Kabinet Kabarnya akan Dilaksanakan Hari Ini, Mensesneg Ungkap Nasib Moeldoko

Baca juga: Presiden Jokowi Resmi Melantik 6 Menteri Baru dan 5 Wakil Menteri Kabinet Indonesia Maju

Ada pula kabar masuknya kader Partai Amanat Nasional (PAN) seiring bergabungnya partai besutan Zulkifli Hasan itu ke koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin sejak dua bulan lalu.

Merujuk pada kebiasaan Presiden Jokowi melakukan reshuffle, Rabu 8 Desember 2021 disebut-disebut akan menjadi hari reshuffle.

Dalam penanggalan Jawa, hari tersebut bertepatan dengan Rabu Pon. Selama ini Rabu Pon atau Rabu Pahing dikenal sebagai ‘hari baik’ yang dipilih Jokowi untuk membuat keputusan penting, termasuk reshuffle kabinet.

Isu reshuffle pada awal Desember itu awalnya disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid.

Ia menyebut bahwa Jokowi akan melakukan reshuffle pada Desember ini. "Ya hilal akhir tahun atau awal tahun. Desember," kata Jazilul, Jumat 19 November 2021.

Isu itu ternyata juga didengar oleh PAN. Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto, mengamini kabar Jokowi berencana reshuffle pada 8 Desember.

“Saya dengar juga isunya begitu. Katanya, sih [Rabu pon]. Tapi, kan, itu hak prerogatif Pak Jokowi,” kata Yandri di Gedung DPR, Senayan, Selasa 30 November 2021.

Yandri mengatakan, pihaknya akan mengikuti kapan pun Jokowi ingin mengadakan reshuffle kabinet. PAN sendiri sudah menyiapkan kader untuk mengisi kursi kabinet jika diminta.

Sosok tersebut di antaranya Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Kehormatan PAN Soetrisno Bachir, dan Sekjen PAN Eddy Soeparno.

“Kalau PAN itu manut sajalah, kapan mau reshuffle. Kalau pun diajak, kita sudah siapkan kader. Sudah sering saya sampaikan,” ungkap Yandri.

“Ada Ketum kan Bang Zul, ada Mas Tris (Soetrisno Bachir), Ketua DPP, ada Sekjen PAN, gitu, dan nama-nama lain. [Tapi] tentu kalau ada reshuffle, kalau Pak Jokowi minta kader PAN, tentu kita usulkan nama yang diminta oleh Pak Jokowi,” tambah dia.

Yandri menegaskan, kader-kader PAN akan mengikuti apa pun keputusan Jokowi. Termasuk jika Zulkifli Hasan dipilih menjadi menteri.

“Ya bukan masalah mau atau enggak. Kita tunggu kebijakan Pak Jokowi dulu, iya dong. Tapi dari sisi yang saya sampaikan tadi, kalau diminta ada Bang Zul, Mas Tris, ada Sekjen PAN, dan lain-lain,” kata dia.

Yandri menekankan pihaknya hanya menyiapkan kader dan belum ada arahan terkait pos menteri mana yang berpotensi diisi oleh kader partainya.

“Belum tahu. Saya kalau masalah posisi, pos mana, belum tahu. Kok pengennya PAN? PAN itu enggak pakai penginnya yang mana. Kita tunggu dari Pak Jokowi aja. Kan, prerogatif Pak Jokowi. Bukan milih posisi atau mau di mana. Kita tunggu saja, gitu. Kita percayakan ke Pak Jokowi,” tegasnya.

Di sisi lain, Yandri menerangkan keinginan PAN masuk ke kabinet Jokowi adalah permintaan dari kader parpol di berbagai provinsi.

“Banyak kader PAN yang siap membantu pemerintahan Pak Jokowi dan PAN memang sudah, dari hasil Rakernas kemarin, kompak permintaan dari seluruh Indonesia, meminta memang bergabung dengan pemerintah. Jadi bukan maunya DPP, tapi seluruh provinsi meminta PAN bergabung dengan pemerintah,” ujarnya.

Di sisi lain Wakil Ketua Umum DPP PPP Arsul Sani mengklaim pihaknya belum mengetahui kabar terkait rencana Presiden Jokowi melakukan kocok ulang kabinet pada Desember 2021 ini.

"Reshuffle? Saya tanya tokek Istana dulu. Enggak ada sampai sekarang, di WA (WhatsApp) group enggak ada itu yang ngomongin soal ini," canda Arsul di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin 29 November 2021.

Arsul lantas menjelaskan kebiasaan Jokowi saat berencana melakukan reshuffle kabinet.

Jokowi, kata dia, tak pernah membahas reshuffle dengan para pimpinan Parpol koalisi sejak jauh-jauh hari. Melainkan dibicarakan saat berdekatan dengan waktu pengumuman reshuffle.Baginya, kebiasaan itu terus berulang selama PPP bergabung dalam koalisi Jokowi.

"Reshuffle itu kalau pengalaman saya yang kemarin-kemarin, tidak pernah diomongkan Pak Jokowi, termasuk dengan pimpinan parpol jauh-jauh hari. Enggak pernah," terangnya.

Ia menjelaskan bahwa Jokowi mengumumkan ke pimpinan parpol paling cepat 2 x 24 jam menjelang reshuffle. Pengumuman itu pun hanya disampaikan kepada parpol yang menterinya berkaitan langsung dengan reshuffle.

"Kalau yang terkena reshuffle itu menteri dari partai A, ya partai B enggak diajak ngomong, kan begitu," demikian Arsul. (tribun network/mam/dit/dod)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved