Pria di Sulsel Terjun ke Sungai Setelah Bunuh Pensiunan Guru di Rumah Makan, Kini Ditemukan Tewas

Berikut kronologi pembunuhan pensiunan guru di Pangkep, Sulawesi Selatan.

Editor: Irsan Yamananda
DNA India
Ilustrasi Pembunuhan - Berikut kronologi pembunuhan pensiunan guru di Pangkep, Sulawesi Selatan. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Kasus pembunuhan terjadi di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan.

Korban diketahui seorang pensiunan guru.

Peristiwa berdarah itu terjadi saat makan bersama keluarganya.

Kini, pelaku pembunuhan sudah ditemukan.

Pelaku adalah seorang laki-laki bernama Saharuddin (45).

Namun, pelaku ditemukan sudah dalam keadaan tewas.

Baca juga: Kliennya Diperiksa ke-14 Kalinya Soal Pembunuhan di Subang, Pengacara Yosef: Kebanyakan Kami Ngobrol

Baca juga: Pria Dibunuh Secara Sadis di Depan Istri, Jasad Korban Dibakar Seusai Dihabisi, Pelaku Diduga ODGJ

Ilustrasi pembunuhan - Berikut kronologi pembunuhan pensiunan guru di Pangkep, Sulawesi Selatan.
Ilustrasi pembunuhan - Berikut kronologi pembunuhan pensiunan guru di Pangkep, Sulawesi Selatan. (kantipurnetwork.com)

Hal tersebut diungkapkan oleh Pelaksana tugas Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Pangkep Ipda Hasri Laco.

Ia mengatakan, Saharuddin tewas karena tenggelam usai terjun ke sungai untuk melarikan diri.

"Dia lompat ke sungai waktu itu (setelah membunuh), terus ditemukan beberapa jam kemudian.

Ditemukan oleh warga di sungai dalam keadaan terapung," kata Hasri saat dihubungi, Jumat (29/10/2021).

Baca juga: 5 Orang di Padang Disekap Perampok, Satu Korban Dibunuh Saat Berteriak & Berusaha Minta Tolong

Hasri menyebutkan, pembunuhan pensiunan guru ini tidak memiliki motif tertentu. Antara pelaku dan korban juga tidak mengenal satu sama lain.

Beberapa warga di lokasi kejadian menyatakan pelaku adalah orang dengan gangguan jiwa (OGDJ).

Jenazah pelaku sudah dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi dan dikebumikan.

Sebelumnya diberitakan, seorang pensiunan guru berinisial MR (61) tewas setelah ditikam seseorang yang secara tiba-tiba datang membawa parang.

Saat itu, Rabu (27/10/2021) sore, MR sedang makan di salah satu rumah makan bersama istri, dua anaknya, dan dua cucunya seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Pembunuh Pensiunan Guru Saat Makan Bersama Keluarga Ditemukan Telah Tewas".

Kasus Pembunuhan Lainnya

Husnan (55), tukang asah pisau asal Lingkungan Gubuk Mamben, Kelurahan Pagesangan Barat, Kota Mataram mengaku menyesal telah membunuh Fitriah (44), adik iparnya sendiri.

Dia pun meminta agar dibukakan pintu maaf atas perbuatannya.

”Minta maaf sama semua keluarga, semua, baik keluarga saya maupun keluarga korban,” kata Husnan, di hadapan media, dalam keterangan pers, di markas Polresta Mataram, Rabu (29/9/2021).

Kini dia siap mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum.

”Menyesal pak,” katanya.

Baca juga: Bunuh Adik Ipar karena Sakit Hati, Pria di Mataram Terancam Hukuman Mati

Dia mengaku nekat melakukan penganiayaan dan membunuh adik iparnya karena tersulut emosi setelah cekcok sore harinya.

Di samping itu, dia pun memendam rasa sakit hati cukup lama karena merasa sering dihina oleh korban.

Husnan mengakui dia dan adik iparnya sering terlibat cekcok karena masalah sepele.

Sampai akhirnya, Selasa (21/9/2021), dia kalap dan menghabisi nyawa istri adik kandungnya.

Baca juga: Pengakuan Pembunuh Adik Ipar di Mataram, Sakit Hati Sering Dipanggil Kangkung & Ambon

Dia menusuk korban menggunakan pisau gunting yang sudah lama dia simpan di dalam rumah.

”Pisau itu sudah ada dari dulu di dalam lemari,” katanya.

Pisau tersebut, kata Husnan, merupakan jenis pisau gunting.

Dahulu dia pakai pisau tersebut untuk bekerja.

Sebab dulu, sebelum menjadi tukang asah pisau bagi jagal hewan kurban, dia bekerja sebagai kusir cudomo.

”Saya juga bekerja (buruh) bangunan,” katanya.

Pisau itu biasanya dia pakai untuk membuat lubang pintu. ”Kalau kekecilan lubangnya, saya besarin pakai itu,” ujarnya.

Kronologi

Peristiwa pembunuhan terjdi Selasa (21/9/2021), dini hari.

Pelaku membunuh korban dengan sebilah pisau.

Pembunuhan berawal saat pelaku dan korban terlibat cekcok soal sampah, Senin (20/9/2021).

Tidak disangka-sangka cekcok mulut soal sampah tersebut membuat Husnan sakit hati.

Pelaku yang sudah lama memendam rasa sakit hati karena dihina menjadi kalap.  

DITAHAN: Husnan (55), tersangka pembunuh adik iparnya menunduk saat digiring polisi, di markas Polresta Mataram, Rabu (29/9/2021).  
DITAHAN: Husnan (55), tersangka pembunuh adik iparnya menunduk saat digiring polisi, di markas Polresta Mataram, Rabu (29/9/2021).   (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Selasa(21/9/2021), dini hari, pukul 00.00Wita, Husnan menyiapkan sebilah pisau dan masuk ke rumah korban.

Saat korban tertidur lelap bersama suami, pelaku menghujam tubuh korban dengan 23 kali tusukan pisau sampi tewas.   

Korban tewas dengan luka tusukan di bagian perut, dada, bagian tangan, dan paha korban.

Baca juga: Tukang Asah Pisau di Mataram Aniaya Adik Ipar hingga Tewas, Penyebabnya Sepele

Mendengar ada keributan, suami korban atas nama Masnun pun bangun dan langsung melakukan perlawanan.

”Suaminya juga terkena tusukan di bagian punggung sebanyak dua kali tusukan,” beber Kapolresta Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi.  

Karena panik, tersangka Husnan pun melarikan diri ke rumahnya, di sebelah rumah korban.

Suami korban kemudian meminta tolong kepada tetangga sehingga warga keluar menolongnya. Tersangka kemudian ditangkap aparat kepolisian.

Husnan yang hidup membujang itu kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. 

Artikel lainnya terkait pembunuhan

(Kompas/ Kontributor Makassar, Hendra Cipto)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved