Menjelang WSBK, Polresta Mataram Tingkatkan Pengamanan & Tangkap 15 Orang Pencuri
Tim Puma Satreskrim Polresta Mataram beserta jajaran polsek menangkap para pelaku kejahatan.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Salma Fenty
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Menjelang balap World Superbike (WSBK) di Sirkuit Pertamina Mandalika, Polresta Mataram mengintensifkan operasi pengamanan.
Tim Puma Satreskrim Polresta Mataram beserta jajaran polsek menangkap para pelaku kejahatan.
Selama tujuh hari, tim Puma mengungkap 18 kasus kejahatan.

Terdiri dari 13 pencurian dengan pemberatan (curat) dan 5 kasus pencurian sepeda motor (curanmor).
Baca juga: Menjelang WSBK di Mandalika, Pelayanan Dua Pelabuhan Utama Ditingkatkan
Baca juga: Intip Kesiapan Sirkuit Mandalika Menjelang WSBK, Cat dari Jerman hingga Tribun VVIP Penonton
Masing-masing dua kasus diungkap Tim Puma Satreskrim, Polsek Cakranegara 2 kasus.
Polsek Ampenan 2 kasus, Polsek Mataram 4 kasus, Polsek Narmada 1 kasus,Polsek Pagutan 1 kasus.
Kemudian Polsek Gunungsari 4 kasus, serta Polsek Lingsar 2 kasus.
”Jumlah tersangka yang ditahan dari semua kasus itu 19 orang. Sebanyak 15 orang dewasa dan 4 orang usia anak,” kata Kapolresta Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi, dalam keterangan pers, di Gedung Wira Pratama Polresta Mataram, Kamis (28/10/2021).
Dari semua kasus tersebut, kepolisian menyita sejumlah barang bukti.
Seperti 1 unit mobil pikap, 7 unit sepeda motor.
Sebuah kunci T, handphone, 2 unit sepeda dayung, 1 unit playstation, 7 buah tabung gas.
Satu unit mesin air, uang tunai Rp 418 ribu, dan 21 buah barang.
Para pelaku tersebut diduga melanggar Pasal 362 KUHP tentang pencurian, dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun.
Kemudian pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun.
Serta pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan diancam dengan pidana penjara paling lama 9 tahun.
Didampingi Kasat Reskrim Polresta Mataram Kompol Kadek Budi Astawa, Kapolresta Heri Wahyudi menjelaskan, terhadap pelaku anak tidak dilakukan penahanan.
Beberapa perkara diselesaikan melalui mekanisme restorative justice.
Langkah itu dilakukan dengan sejumlah pertimbangan. Antara lain pencurian dalam keluarga, kerugian relatif kecil, tidak menimbulkan keresahan masyarakat.
“Adanya pernyataan perdamaian dari para pihak (korban dan pelaku) dengan disaksikan para tokoh dan aparat pemerintah setempat,” katanya.
Serta pelaku bukan merupakan seorang residivis.
”Mengacu pada program prioritas bapak kapolri terhadap para pelaku yang perkaranya diselesaikan melalui mekanisme restorative justice dikenakan wajib lapor,” katanya.
Heri Wahyudi menambahkan, menjelang event internasional World Superbike (WSBK), kepolisian mengintensifkan pengamanan untuk menjaga kondusivitas daerah.
(*)