Akhir Tragis Asmara Wanita yang Tewas dalam Karung di Blitar, Ternyata Mayat di Sisinya Pembunuhnya
Wanita itu, DWL tewas dibunuh sesosok mayat yang tergantung tak jauh dari lokasi jasadnya ditemukan.
TRIBUNLOMBOK.COM - Tak butuh waktu lama bagi polisi mengungkap pembunuh wanita di dalam karung yang dibuang di kebun sengon Blitar, Jawa Timur.
Wanita itu, DWL tewas dibunuh sesosok mayat yang tergantung tak jauh dari lokasi jasadnya ditemukan.
Sosok itu tak lain adalah HS selingkuhannya.
HS memilih mengakhiri hidup setelah mengeksekusi DWL.
Pembunuhan ini dilatarbelakangi soal asmara.
Sayangnya, asmara tersebut justru berakhir tragis bagi keduanya.
DWL (30) merupakan warga asal Kademangan.
Setelah dibunuh, jenazah DWL dimasukkan ke dalam karung.
Korban lalu diletakkan di atas jok motor.
Saksi pertama kali menemukan jasad korban pada Rabu (1/9/2021).
Baca juga: 2 Bulan Pembunuhan Subang Masih Misteri, Yosef Dicurigai Lagi Gara-gara Telepon : Marah-marah
Baca juga: Istri di Surabaya Dibunuh Suami karena TikTok, Polisi: Konten Korban Menarik Komentar Laki-laki Lain

Lokasinya berada di sebuah kebun sengon di Desa Kewedusan, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.
Selain itu, saksi juga menemukan mayat seorang pria tak jauh dari jasad DWL.
Mayat pria tersebut diketahui berinisial HS (45).
Ia merupakan warga sekitar.
Baca juga: Pembunuhan di Subang - Yosef Beberkan Janji Korban Amalia: Katanya, Aku Ingin Balas Budi ke Papah
HS ditemukan dalam posisi gantung diri di salah satu pohon di kebun sengon.
Dari hasil penyelidikan polisi, DWL dan HS adalah pasangan selingkuh. Mereka berdua sama-sama telah memiliki pasangan.
DWL tewas dibunuh oleh HS dan pria berusia 45 tahun itu kemudian mengakhiri hidupnya sendiri dengan gantung diri di atas pohon.
Terbongkar dari pesan di ponsel korban

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Blitar Kota AKP Momon Suwito Pratomo membenarkan jika perempuan berusia 30 tahun berinisial DWL itu dibunuh oleh kekasihnya sendiri, HS.
Salah satu bukti kuat dari peristiwa tersebut adalah pesan ancaman HS ke DWL melalui pesan ponsel.
"Pertama, adanya bukti ancaman pelaku kepada korban yang disampaikan melalui WA (WhatsApp).
Bunyi ancaman itu 'Tak pateni kowe (aku bunuh kamu),'" kata Momon.
Menurutnya pesan tersebut dikirim HS setelah DLW ingin mengakhiri hubungan gelapnya degan HS.
Dalam pesan WhatsApp, DWL mengatakan ingin memperbaiki hubungannya dengan sang suami dan mengakhiri hubungannya dengan HS.
Namun, HS tidak menerima keinginan tersebut dan menganggap hal itu hanya alasan DWL untuk meninggalkan dirinya. Melalui pesan, HS juga menuding DWL memiliki kekasih gelap yang baru.
Momon mengatakan DWL menjalin hubungan dengan HS sebelum ia menikah. Bahkan HS juga yakin jika anak pertama DWL adalah anak biologisnya. Karena itu ia tak mau berpisah dengan DWL.
"Intinya HS tidak mau mengakhiri hubungannya dengan DWL," ujarnya.
Selang waktu dua jam
Momon mengatakan dari hasil otopsi, DWL diketahui kehilangan nyawa lebih dulu. Antara DWL dan HS ada selang waktu sekitar 2 jam.
"DWL meregang nyawa hanya berselang satu dua jam saja sebelum HS tewas akibat menggantung diri," ujarnya.
Menurut Momon, DWL tewas setelah dipukul dengan benda tumpul di suatu tempat.
Lalu mayat DWL dimasukkan karung oleh HS dan ia membawanya ke kebun sengon dengan motor milik DWL. Setelah itu HS gantung diri
"Yang kita dapat pastikan bahwa pembunuhan itu terjadi pada dini hari, tidak lama setelah mayat keduanya ditemukan di pagi harinya," jelasnya.
Walau belum diketahui lokasi pembunuhannya, polisi berencana untuk menutup kasus hubungan asmara yang berakhir tragis itu.
Kasus ditutup karena pelaku pembunuhan juga meninggal dunia seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Dari Jejak Digital di Ponsel, Perselingkuhan Berujung Pembunuhan Pun Terbongkar".
Kasus Pembunuhan Lainnya
Husnan (55), tukang asah pisau asal Lingkungan Gubuk Mamben, Kelurahan Pagesangan Barat, Kota Mataram mengaku menyesal telah membunuh Fitriah (44), adik iparnya sendiri.
Dia pun meminta agar dibukakan pintu maaf atas perbuatannya.
”Minta maaf sama semua keluarga, semua, baik keluarga saya maupun keluarga korban,” kata Husnan, di hadapan media, dalam keterangan pers, di markas Polresta Mataram, Rabu (29/9/2021).
Kini dia siap mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum.
”Menyesal pak,” katanya.
Baca juga: Bunuh Adik Ipar karena Sakit Hati, Pria di Mataram Terancam Hukuman Mati
Dia mengaku nekat melakukan penganiayaan dan membunuh adik iparnya karena tersulut emosi setelah cekcok sore harinya.
Di samping itu, dia pun memendam rasa sakit hati cukup lama karena merasa sering dihina oleh korban.
Husnan mengakui dia dan adik iparnya sering terlibat cekcok karena masalah sepele.
Sampai akhirnya, Selasa (21/9/2021), dia kalap dan menghabisi nyawa istri adik kandungnya.
Baca juga: Pengakuan Pembunuh Adik Ipar di Mataram, Sakit Hati Sering Dipanggil Kangkung & Ambon
Dia menusuk korban menggunakan pisau gunting yang sudah lama dia simpan di dalam rumah.
”Pisau itu sudah ada dari dulu di dalam lemari,” katanya.
Pisau tersebut, kata Husnan, merupakan jenis pisau gunting.
Dahulu dia pakai pisau tersebut untuk bekerja.
Sebab dulu, sebelum menjadi tukang asah pisau bagi jagal hewan kurban, dia bekerja sebagai kusir cudomo.
”Saya juga bekerja (buruh) bangunan,” katanya.
Pisau itu biasanya dia pakai untuk membuat lubang pintu. ”Kalau kekecilan lubangnya, saya besarin pakai itu,” ujarnya.
Kronologi
Peristiwa pembunuhan terjdi Selasa (21/9/2021), dini hari.
Pelaku membunuh korban dengan sebilah pisau.
Pembunuhan berawal saat pelaku dan korban terlibat cekcok soal sampah, Senin (20/9/2021).
Tidak disangka-sangka cekcok mulut soal sampah tersebut membuat Husnan sakit hati.
Pelaku yang sudah lama memendam rasa sakit hati karena dihina menjadi kalap.

Selasa(21/9/2021), dini hari, pukul 00.00Wita, Husnan menyiapkan sebilah pisau dan masuk ke rumah korban.
Saat korban tertidur lelap bersama suami, pelaku menghujam tubuh korban dengan 23 kali tusukan pisau sampi tewas.
Korban tewas dengan luka tusukan di bagian perut, dada, bagian tangan, dan paha korban.
Baca juga: Tukang Asah Pisau di Mataram Aniaya Adik Ipar hingga Tewas, Penyebabnya Sepele
Mendengar ada keributan, suami korban atas nama Masnun pun bangun dan langsung melakukan perlawanan.
”Suaminya juga terkena tusukan di bagian punggung sebanyak dua kali tusukan,” beber Kapolresta Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi.
Karena panik, tersangka Husnan pun melarikan diri ke rumahnya, di sebelah rumah korban.
Suami korban kemudian meminta tolong kepada tetangga sehingga warga keluar menolongnya. Tersangka kemudian ditangkap aparat kepolisian.
Husnan yang hidup membujang itu kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Artikel lainnya terkait pembunuhan
(Kompas/ Asip Agus Hasani)