KLARIFIKASI Kapal Kandas di Kayangan, PT DLU: Mesin Tak Mati, Kami Utamakan Keselamatan Penumpang

PT DLU memberikan klarifikasi terkait insiden kapal motor penumpang (KMP) Wicitra Dharma kandas, di sekitar Pelabuhan Kayangan.

Dok. PT DLU
EVAKUASI: Para penumpang KMP Wicitra Dharma yang kandas dievakuasi dan diberikan tambahan makanan, sebelum dipindahkan menggunakan kapal lainnya, Selasa (19/10/2021).   

“Kami mengorbankan diri dengan mengambil risiko yang lebih kecil sebenarnya,” jelasnya.

Tapi malam itu arus cukup kencang, akhirnya saat minggir kapal kemudian kandas.

“Faktanya, faktornya mesin genset kami ada gangguan, pipa terkontaminasi dengan air laut makanya brebet terus mati. Nakhoda kami mengira masih di pinggir, ternyata nyangkut, kandas,” jelasnya.

Dalam menangani kondisi kapal kandas, operator kapal memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan.

”Penumpang kami beri tambahan makan, memberikan edukasi agar mereka tenang, dan tidak ada satu pun penumpang yang kecewa,” jelasnya.

Karena evakuasi tidak bisa langsung dilakukan malam itu, evakuasi baru bisa dilaksanakan pagi harinya.

Baca juga: Berlayar dari Kayangan, KMP Wicitra Dharma Kandas setelah Mesin Mati dan Terseret Arus

Selasa pagi, bersama KA UPP Labuhan Lombok, Polairud, anggota SAR, dan beberapa stakeholder pelabuhan mengevakuasi penumpang.

Setelah mengevakuasi penumpang, mereka kemudian mengevakuasi kapalnya.

Begitu kapal sandar, para sopir dan penumpang yang sudah diberi makan kemudian mengeluarkan mobilnya dari kapal.

”Langsung kami angkut dengan kapal kami Satya Dharma demi pelayanan,” katanya.

Prosedur tersebut sudah dikoordinasikan dan dilaporkan ke Dinas Perhubungan NTB, serta otoritas terkait.

Baca juga: Nenek Penjual Kopi Dusun Sade Kangen Ingin Ketemu Jokowi, Inaq Cim: Pak Presiden Ayo Datang Lagi

”Jadi kami menepi untuk menyelamatkan penumpang, agar tidak terjadi tubrukan dengan kapal lain di alur tadi. Kami mengambil risiko terkecil,” katanya.

Mohammad Darmawan menambahkan, dalam situasi itu, nakhoda memiliki kewenangan penuh mengambil keputusan.

Dia harus mengambil risiko terkecil daripada mengalami kerugian lebih besar di tengah laut.

Gangguan pada mesin bantu genset yang berfungsi untuk penerangan dan mesin penggerak kemudi hanya berlangsung sekitar 7 menit.

”Masih bisa jalan sebenarnya, kalau dipaksa aman. Cuma kami lebih prioritas ke keamanan dan menepi,” katanya.  

Walau akhirnya kandas, menurutnya kandasnya kapal tidak terlalu parah.

”Kami sangat, sangat mengutamakan keselamatan penumpang,” tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved