Cerita Menteri Nadiem Dipeluk Guru Honorer Bergaji Rp 100 Ribu di Lombok Tengah

Kedatangan Menteri Nadiem Anwar Makarim di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) disambut tangis haru guru honorer

Dok. Humas Mendikbudrisrek
DIPELUK: Mendikbudrisrek Nadiem Anwar Makarim dipeluk guru honorer TK Negeri Pembina Pedesaan, Lombok Tengah, Kamis (7/10/2021). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Kedatangan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) disambut tangis haru guru honorer, Kamis (7/10/2021).

Bahkan Asma Warniarti, guru honor di TK Negeri Pembina Pedesaan, Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah tidak kuasa menahan air matanya.

Ketika Menteri Nadiem masuk ke ruang belajar, Asma Warniarti memeluk erat sang menteri dengan mata berkaca-kaca.

Sembari memegang erat tangan sang menteri, Asma Warniarti menangis dan meminta tolong agar nasib mereka diperhatikan.

Baca juga: Menteri Nadiem Menginap di Rumah Guru Honorer Lombok Tengah, Pengabdiannya Membuat Menteri Terharu

"Kami tidak tersentuh pak menteri, jadi minta tolong pak menteri," kata Asma Warniarti dengan isak tangis.

Meski sudah mengabdi selama 16 tahun, mereka belum mendapatkan kesempatan menjadi pegawai dengan gaji layak.

Tonton juga:

"Kami hanya berlima pak menteri, di TK negeri se-Lombok Tengah saya K2, tapi ketika ada PPPK kami tidak bisa (ikuti) pak menteri," katanya.

Menjawab permintaan para guru TK, Menteri Nadiem berjanji akan berupaya mencari solusi.

Baca juga: Menteri Nadiem: Apakah Kita Perlu Melanjutkan Kampus Merdeka?

Karena itu mereka datang ke sekolah di Lombok Tengah melihat kondisi para guru honorer.

Pihaknya akan mecari solusi atas apa yang mereka alami.

Ia berjanji akan mendukung perbaikan status dan kesejahteraan melalui kebijakan yang strategis dan sistemik, salah satunya rekrutmen PPPK.

Dalam kunjungan ke TK Negeri Pembina Pedesaan, Menteri Nadiem menyaksikan pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas berjalan dengan protokol kesehatan yang baik.

Nadiem juga melihat PTM Terbatas membuat peserta didik dan guru PAUD menjadi lebih senang dan bersemangat.

Sementara itu, Asma Warniarti, guru honorer TK Negeri Pembina Pedesaan saat diwawancarai mengatakan, mereka menyampaikan keluh kesah ke menteri dengan harapan ada perubahan nasib.

Selama ini, honorer yang mengabdi di TK negeri hanya mendapatkan gaji Rp 100 ribu per bulan dari pemerintah daerah.

Uang tersebut pun dicarikan sekali dalam enam bulan.

"Jadi cuma itu yang kami dapatkan," katanya.

Karena mereka honorer di TK negeri bantuan sosial untuk guru tidak boleh diterima.

Nadiem dipeluk guru honorer TK Negeri Pembina Pedesaan, Lombok Tengah, Kamis (7/10/2021).
Nadiem dipeluk guru honorer TK Negeri Pembina Pedesaan, Lombok Tengah, Kamis (7/10/2021). (Dok. Humas Mendikbudrisrek)

Demikian pula dengan dana sertifikasi, karena honor di negeri mereka tidak bisa mendapatkan.

Dana dari APBD juga tidak boleh diberikan kepada mereka yang honor di TK negeri.

Jadi semua program bantuan guru tidak bisa mereka akses hanya karena mengajar di TK negeri.

"Kami dengan yang di swasta sama-sama ingin mencerdaskan anak bangsa. Tapi kenapa di TK Negeri kami tidak boleh dapat apa-apa," katanya.

Upah yang mereka terima memang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Untuk besin saja tidak cukup dengan Rp 100 ribu per bulan.

Baca juga: Biaya dan Sistem Hambat Kampus Merdeka, Menteri Nadiem Serap Aspirasi Mahasiswa dan Dosen NTB

Apalagi dia bolak balik dari rumah ke tempat mengajar sejauh 27 kilometer.

Tapi mereka tetap bertahan karena memiliki harapan suatu saat akan ada perubahan nasib.

Untuk kebutuhan sehari-hari, mereka berupaya semaksimal mungkin dengan honor yang diterima.

Karena itu, dia menyampaikan aspirasi para honorer ke Menteri Nadiem Makarim dengan harapan ada perhatian.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved