Pengakuan Pembunuh Adik Ipar di Mataram, Sakit Hati Sering Dipanggil Kangkung & Ambon
Husnan tukang asah pisau asal Lingkungan Gubuk Mamben, Kelurahan Pagesangan Barat, Kota Mataram mengakui dia telah membunuh adik iparnya
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Sehari-hari dia bekerja sebagai tukang asah pisau untuk para jagal hewan potong di Lingkungan Gubuk Mamben.
Sang ibu sehari-hari bekerja sebagai pemulung.
Sementara korban Fitriah, bekerja sebagai pedagang nasi bungkus di lingkungan itu.
Menurut Husnan, selama bertahun-tahun dia memendam rasa sakit hati karena sering dihina orang-orang di lingkungannya, termasuk Fitriah.
”Eee...dia menghina saya, menyindir saya. Sering kali dia bilang saya kangkung, dia bilang saya ambon (ubi jalar), mungkin juga pernah bilang itu (mosot/tidak kawin sampai tua),” katanya.
Dia merasa sangat jengkel disebut kangkung atau sayuran kangkung yang punya sifat lembek, bahan dasar masakan khas pelecing kangkung.
Juga julukan ambon yang memiliki arti ubi jalar, bahan sayuran.
Kata-kata itu membuat Husnan jengkel dan merasa terhina.
”Penghinaan itu pak. Memang dia menghina (saya). Meletakkan sampah di depan rumah saya, kan menghina juga,” ujarnya.
Menurutnya, bukan sekali dua kali dia mendapat penghinaan dan buang sampah di depan rumahnya. Tapi sudah bertahun-tahun.
Dia pun mengaku jarang keluar rumah karena merasa malu terus difitnah dan dihina.
”Jadi saya malu keluar-keluar. Itu bikin saya malu,” katanya.
Meski demikian, Husnan mengaku sangat menyesal telah membunuh adik iparnya sendiri.
Dia pun meminta agar dibukakan pintu maaf.
”Minta maaf sama semua keluarga, baik keluarga saya maupun keluarga korban,” katanya.