Mendadak Jadi Miliarder, Warga Lingkar Mandalika Pilih Beli Tanah Baru dan Bangun Penginapan

Banyak warga telah menikmati hasil pembebasan lahan megaproyek KEK Mandalika, ada yang mendadak jadi miliarder

TribunLombok.com/Sirtupillaili
WARGA LINGKAR MANDALIKA: Haji Maye alias Saye duduk di berugaq (gazebo) depan rumahnya, di Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Senin (6/9/2021). 

Setelah pembebasan lahan, dia masih memiliki sisa tanah sekitar 15 are sebagai tempat tinggal bersama keluarga.

Lahan itu dibagi-bagi kepada empat orang anaknya yang rata-rata sudah berkeluarga.  

Haji Maye dan keluarga pun tidak harus angkat kaki dari tanah kelahirannya.

Pada TribunLombok.com, Haji Maye menuturkan, sekitar 22 are tanahnya dibayar Kementerian PUPR untuk pembangunan bypass.

Dia mendapatkan harga layak.

Dimana 1 are dibayar seharga Rp 200 juta.

Bila ditotal harga tanahnya mencapai Rp 4,4 miliar.

Baca juga: Tidak Bisa Melawan, Warga Lingkar Mandalika Sedih Lihat Sawahnya Dikeruk Alat Berat

Baca juga: ITDC Targetkan Sirkuit Mandalika Rampung Akhir September 2021

Tapi pemerintah memberi ganti rugi tanah beserta bangunan, sehingga dia mendapatkan uang sekitar Rp 5 miliar.

Meski mendapatkan uang miliaran rupiah. Dia tidak membeli barang-barang mewah.

Uang tersebut dia belanjakan lagi untuk membeli sawah dan tanah di tempat lain.

Sebagian uangnya dipakai membangun usaha kos-kosan atau penginapan di tempat tinggalnya saat ini.

Dia juga membuat warung kecil-kecilan sebagai tempat jualan.

WARGA LINGKAR MANDALIKA: Haji Maye alias Saye duduk di berugaq (gazebo) depan rumahnya sambil mengisap sebatang rokok, di Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Senin (6/9/2021).
WARGA LINGKAR MANDALIKA: Haji Maye alias Saye duduk di berugaq (gazebo) depan rumahnya di Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Senin (6/9/2021). (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Uang miliaran tersebut dalam sekejap habis dipakai untuk membangun usaha dan membeli sawah agar tetap bisa bertani.  

”Habis dia (uangnya), banyak habis, bangket habis segale (sawah habis semua),” kata Haji Maye.

Hanya saja, dia tidak bisa lagi membeli sawah di dekat kawasan Mandalika karena harganya sudah selangit.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved