Terisolir di Sirkuit Mandalika, Warga: Kalau Pompa Terowongan Mati Air Naik Setinggi Leher

Warga Dusun Ebunut, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah yang terisolir di dalam Sirkuit Mandalika datangi kantor Gubernur NTB

Dok. FB Bang Zul Zulkieflimansyah
TEROWONGAN: Gubernur NTB Zulkieflimansyah meninjau kondisi terowongan yang menjadi akses warga keluar masuk di Sirkuit Mandalika, Minggu (22/8/2021). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Warga Dusun Ebunut, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah yang terisolir di dalam Sirkuit Mandalika mendatangi kantor Gubernur NTB, Senin (23/8/2021).

Mereka menemui Gubernur NTB Zulkieflimansyah membahas solusi pembebasan lahan hingga akses jalan keluar masuk warga yang terisolir di sirkuit.

Pertemuan tersebut juga dihadiri Polda NTB, Kapolres Lombok AKBP Hery Indra Cahyono, Sekda NTB Lalu Gita Ariadi, Kepala Bakesbangpoldagri NTB Lalu Abdul Wahid, dan tokoh masyarakat setempat.

Tapi belum ada solusi konkret terkait nasib mereka.

Baca juga: Rumah Warga Terisolir di Tengah Sirkuit Mandalika, Gubernur NTB Sarankan Penataan

Terowongan atau tunnel 2 sirkuit menjadi satu-satunya akses jalan sampai saat ini.

Sayangnya, terowongan tersebut kerap digenangi air.

Bahkan jika mesin pompa terowongan mati, air akan naik hingga setinggi leher orang dewasa.

Sibawaih, warga Dusun Ujung Lauq, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah mengatakan, solusi akses jalan sudah disiapkan melalui tunnel atau terowongan.

Tetapi terowongan yang disiapkan belum layak dilalui sehingga warga terisolir.

"Saya juga terisolir karena saya berada di bibir pantai dan harus melalui sirkuit itu sendiri," katanya, usai bertemu gubernur, Senin (23/8/2021).

Baca juga: RS Mandalika Ditargetkan Beroperasi 2 Bulan Sebelum World Superbike 2021 Digelar

Jumlah warga yang masih terisolasi di dalam lintasan sirkuit lebih dari 50 KK.

Di samping itu juga ada warga yang di luar lingkaran lintasan.

Dari Dusun Ebunut dan Dusun Ujung Lauq, Desa Kuta, sehingga ada sekitar 84 KK yang masih bertahan.

Damar, warga Dusun Ebunut mengatakan, mereka yang masih tinggal di dalam sirkuit dibuatkan akses jalan yakni di terowongan atau tunnel 2.

"Untuk saat ini, mau tidak mau kita harus melewati terowongan seperti biasa, tapi yang jelas pemerintah akan mendorong agar ITDC memperhatikan itu agar tidak tergenang air," katanya.

Sebab jika mesin pompa terowongan tersebut mati, terowongan tersebut akan tergenang air.

"Kalau mesinnya mati otomatis airnya naik setinggi leher," katanya.

Kalau air naik, truk atau tronton pun tidak bisa melintasi terowongan tersebut.

"Airnya setinggi leher," katanya.

Dengan kondisi tersebut, warga tidak bisa melintasi terowongan.

Sampai akhirnya warga menjebol pagar besi pembatas sirkuit sebagai akses masuk.

"Opsi kami terakhir ya menjebol pagar besi yang dibangun pihak pengembang," katanya.

Atas persoalan itu, warga sudah mendatangi kantor PT ITDC, mereka sanggup akan mengeringkan.

"Syukur beberapa hari ini, tiga hari ini sudah bisa dilewati," katanya.

Karena itulah warga datang ke kantor gubernur NTB, tujuan utamanya

"Karena rasa keprihatinan sesama masyarakat yang terisolir di dalam sirkuit, karena kalau musim hujan itu otomatis banjir," katanya.

Posisi lahan tersebut sudah jauh lebih rendah dari Sirkuit Mandalika.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved