Superbike 2021
NTB Jadi Tuan Rumah Superbike 2021, Vaksinasi di NTB Wajib Capai 50 Persen
Sirkuit Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah hampir rampung
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Sirkuit Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah hampir rampung.
Tapi masih ada lagi syarat yang harus dipenuhi agar NTB bisa menjadi tuan rumah balap World Superbike (WBSK) November 2021, yakni vaksinasi harus 50 persen.
Di sisi lain capaian vaksinasi NTB baru 16,09 persen untuk dosis pertama dan 7,74 persen untuk dosis kedua.
Hal itu mengemuka dalam rapat evaluasi mingguan penanganan pandemi Covid-19 di ruang rapat utama kantor Gubernur NTB, Senin (16/8/2021).
Baca juga: VIRAL Aksi Ibu-ibu di Mataram Pikul Keranda Jenazah ke Kuburan, Tradisi Lama untuk Menolak Bala
Dalam pertemuan itu, Gubernur NTB Zulkieflimansyah memastikan, logistik vaksin segera dikirim Kementerian Kesehatan akhir Agustus 2021.
Hal itu untuk menjawab stok vaksin kabupaten/kota di NTB yang mulai menipis.
”Kita berkejaran dengan waktu untuk persiapan menyambut gelaran Superbike. Karena itu vaksinasi dapat dipercepat dan melibatkan semua pihak," ujarnya.
Dalam rangka itu, Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah menekankan, prosedur standar operasi di pasar yang melibatkan pembeli, pedagang dan pengelola benar-benar diterapkan sesuai ketentuan dalam PPKM level 3.
Begitu pula dengan SOP di kantor, pesantren, sekolah, rumah makan, cafe, resto, dan perjalanan, serta sektor esensial dan fasilitas umum lainnya.
Kegiatan sosial masyarakat beroperasi dengan pengaturan PPKM level 3.
Baca juga: Restoran di NTB Didorong Pakai Alat Masak Berbahan Bakar Listrik, PLN: Lebih Ramah Lingkungan
"Pengendalian harus dibarengi protokol kesehatan ketat karena vaksinasi membutuhkan waktu terbentuknya herd immunity,” jelas Rohmi.
Ia menyoroti posko PPKM berbasis desa yang belum 100 persen dibentuk, angkanya baru 65,38 persen se-NTB.
Dalam rapat evaluasi tersebut Danrem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani menyoroti hal-hal menonjol di lapangan terkait sinkronisasi data kabupaten/kota yang merilis data tracing menggunakan rapid antigen dan bukan PCR.
Ia menyebut pelayanan nakes di Puskesmas saat libur.
Sedangkan Kapolda NTB Irjen Mohammad Iqbal mengemukakan, pengendalian pandemi di kabupaten/kota belum seragam.
Serta operasi yustisi mulai berkurang.
Kepala Dinas Kesehatan, HL Hamzi Fikri mengungkap, sepuluh minggu terakhir ada peningkatan tren kesembuhan di sepuluh kabupaten/kota.
Begitu pula dengan tren testing yang memadai meski secara rata-rata sudah di atas 15 persen.
Namun secara umum belum mencapai 10 persen sedangkan positif rate diupayakan dibawah 10 persen.
Rasio contact tracing juga naik.
Terjadi lonjakan status rawat sebelum NTB masuk PPKM level 3 saat ini.

"Kenaikannya 272 persen di tahun ini karena isu global juga terkait varian virus baru tidak hanya NTB.Target kita turun ke level dua," jelas Fikri.
Ditambahkannya, hospital handling NTB berwarna hijau dengan ketersediaan kamar, oksigen dan obat obatan antivirus aman.
Begitu pula dengan fasilitas isolasi mandiri dan terpadu yang sudah tersedia di kabupaten/kota.
Ia mengatensi Kota Bima yang belum memiliki ICU.
Terkait vaksinasi, ia menyebut prioritas vaksin untuk dosis kedua karena angkanya yang jauh tertinggal dari vaksinasi dosis pertama serta belum stabilnya droping logistik dari pusat.
(*)