Peserta Pelatihan Menganggur, Pemprov NTB Revitalisasi BLK dengan Inovasi Pepadu Plus
Pandemi Covid-19 menyebabkan terbatasnya kesempatan kerja di dalam dan luar negeri.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pandemi Covid-19 menyebabkan terbatasnya kesempatan kerja di dalam dan luar negeri.
Kondisi tersebut membuat jumlah pengangguran bertambah.
Serta menurunnya produktivitas masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Di sisi lain, Balai Latihan Kerja (BLK) belum mampu menjawab tantangan yang dihadapi angkatan kerja saat ini.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB I Gede Putu Aryadi mengungkapkan, problemnya, BLK dan lembaga pelatihan belum nyambung dengan kebutuhan dunia usaha.
BLK cenderung sekedar mengadakan pelatihan, sehingga lulusannya tidak terserap secara optimal oleh dunia industri.
Baca juga: BREAKING NEWS PPKM Darurat Mataram Diperpanjang hingga 25 Juli, Warga Diminta Bersabar
”Setelah lulus pelatihan mereka menganggur lagi karena tidak terserap dunia industri,” ungkap Aryadi, dalam keterangan resminya, Selasa (20/7/2021).
Masalah lainnya, peserta pelatihan tidak memiliki kepercayaan diri menjadi wirausaha mandiri.
Mereka tidak memiliki kemampuan manajemen usaha.
Tidak tersedianya peralatan kerja, modal usaha, hingga jaringan pemasaran.
”Jika dilepas begitu saja tanpa ada pendampingan, mereka tidak mampu bersaing dengan pelaku usaha yang telah mapan,” katanya.
Menjawab berbagai tantangan tersebut, Disnakertrans Provinsi NTB memulai program revitalisasi BLK.
Salah satunya dengan inovasi program yang diberi nama Pepadu Plus.
Pepadu Plus merupakan singkatan dari Pelatihan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja Terpadu Plus.
Sementara arti kata ‘Pepadu’ dalam bahasa Sasak adalah petarung.
Baca juga: Buruh Migran NTB Sumbang Devisa Rp 144 Miliar dalam 6 Bulan, Terbanyak dari Mataram dan Lombok Barat
Orang yang punya semangat juang dan pantang menyerah.
”Program ini merupakan inovasi atau implementasi dan pengembangan program unggulan revitalisasi BLK,” kata Aryadi.
Program tersebut diharapkan menjawab persoalan BLK dari hulu sampai hilir.
Mulai dari proses penyiapan kompetensi calon tenaga kerja di lembaga-lembaga pelatihan hingga fasilitasi dan pendampingan setelah pelatihan.
Bentuk fasilitasi, kata Aryadi, berupa pemberian bimbingan menejemen usaha.
Bantuan peralatan atau mesin-mesin produksi.
Akses modal hingga fasilitasi pemasaran untuk terciptanya wirausaha baru.
Sehingga mereka diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru.
Pepadu Plus, kata Aryadi, diawali dengan perencanaan kebutuhan pelatihan sesuai permintaan dunia industri atau pasar kerja sektor formal maupun informal.
Pada tahap pelaksanaannya, proses rekruitmen dilakukan secara terbuka melalui Sisnaker dari peserta yang merupakan para pencari kerja.
Bisa juga mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ingin membangun usaha mandiri.
Baca juga: PLN Sumbang 2.977 Hewan Kurban, 64 Ekor Diberikan untuk Warga NTB
”Tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan pelatihan untuk pembentukan skill,” jelasnya.
Pendekatannya yakni skilling, reskilling, serta upskilling dan pemagangan.
Spesifikasi kejuruannya disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja dan tren pengembangan usaha ke depan.
”Pelaksanaannya harus dilakukan secara kolaboratif, melibatkan instruktur profesional dari dunia industri dan para praktisi,” katanya.
Mereka sekaligus dijadikan mentor dalam pembangunan wirausaha baru.
Bahkan diharapkan dapat menjadi bapak angkat peserta pelatihan.
Mereka bisa diajak magang di tempat usaha yang sudah sukses.
Setelah itu, akan dilakukan pendampingan pasca pelatihan melalui pendampingan manajemen atau fasilitasi wirausaha baru.
Berita terkini di NTB lainnya.
(*)