Peserta Pelatihan Menganggur, Pemprov NTB Revitalisasi BLK dengan Inovasi Pepadu Plus
Pandemi Covid-19 menyebabkan terbatasnya kesempatan kerja di dalam dan luar negeri.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Sementara arti kata ‘Pepadu’ dalam bahasa Sasak adalah petarung.
Baca juga: Buruh Migran NTB Sumbang Devisa Rp 144 Miliar dalam 6 Bulan, Terbanyak dari Mataram dan Lombok Barat
Orang yang punya semangat juang dan pantang menyerah.
”Program ini merupakan inovasi atau implementasi dan pengembangan program unggulan revitalisasi BLK,” kata Aryadi.
Program tersebut diharapkan menjawab persoalan BLK dari hulu sampai hilir.
Mulai dari proses penyiapan kompetensi calon tenaga kerja di lembaga-lembaga pelatihan hingga fasilitasi dan pendampingan setelah pelatihan.
Bentuk fasilitasi, kata Aryadi, berupa pemberian bimbingan menejemen usaha.
Bantuan peralatan atau mesin-mesin produksi.
Akses modal hingga fasilitasi pemasaran untuk terciptanya wirausaha baru.
Sehingga mereka diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru.
Pepadu Plus, kata Aryadi, diawali dengan perencanaan kebutuhan pelatihan sesuai permintaan dunia industri atau pasar kerja sektor formal maupun informal.
Pada tahap pelaksanaannya, proses rekruitmen dilakukan secara terbuka melalui Sisnaker dari peserta yang merupakan para pencari kerja.
Bisa juga mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ingin membangun usaha mandiri.
Baca juga: PLN Sumbang 2.977 Hewan Kurban, 64 Ekor Diberikan untuk Warga NTB
”Tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan pelatihan untuk pembentukan skill,” jelasnya.
Pendekatannya yakni skilling, reskilling, serta upskilling dan pemagangan.
Spesifikasi kejuruannya disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja dan tren pengembangan usaha ke depan.