Corona di NTB

533 Orang NTB Meninggal karena Covid-19, Fatalitas Kasus Beberapa Daerah Masih Tinggi

Jumlah warga Nusa Tenggara Barat (NTB) meninggal dunia karena Covid-19 mencapai 533 orang

Dok. Diskominfotik NYB
Wakil Gubernur Provinsi NTB Sitti Rohmi Djalillah 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Jumlah warga Nusa Tenggara Barat (NTB) meninggal dunia karena Covid-19 mencapai 533 orang.

Tingginya angka kematian tersebut menunjukkan pandemi Covid-19 menjadi ancam serius.

Wakil Gubernur Provinsi NTB Sitti Rohmi Djalilah mengakui, Case fatality rate (tingkat fatalitas kasus) akibat COVID-19 beberapa kabupaten/kota di NTB masih tinggi.

Baca juga: Sebelum Mudik Dilarang, 170 Buruh Migran Pulang Kampung ke NTB

Tingkat fatalitas kasus adalah angka kematian yang disebabkan penyakit tertentu pada periode tertentu dibagi jumlah kasus dari penyakit tersebut.

"Memang beberapa kabupaten/kota yang case fatality tinggi," kata Rohmi Djalilah.

Tapi ada juga yang case fatality-nya rendah seperti Lombok Timur.

Baca juga: UPDATE Corona Indonesia Rabu 28 April 2021: Positif Tambah 5.241 dan Ada 4.818 Pasien Sembuh

Daerah dengan case fataliy tinggi antara lain Kabupaten Lombok Utara, Lombok Tengah, dan Kabupaten Sumbawa.

Untuk menekan angka fatalitas kasus, maka tracing harus digencarkan.

Sebab angka case fatality tinggi juga disebabkan rendahnya kasus Covid-19 yang terdeteksi.

Bila ada penambahan meninggal 1 orang, maka persentase-nya akan menjadi naik.

Sehingga untuk menekan angka case fatality, diperlukan kesamaan persepsi.

"Jangan takut kasusnya ditemukan. Selama dia masih sehat lebih bagus. Jangan sampai ditemukan kalau sudah mau meninggal," katanya.

Secara keseluruhan, penanganan kasus Covid-19 di NTB masih bisa terkontrol.

Seperti di Sumbawa semua fasilitas tempat tidur terkontrol.

"Hanya saja, kita harus satu persepsi, jangan alergi dengan kata positif," ujarnya.

Case fatality rate didapatkan dari jumlah yang mati dibanding jumlah orang positif.

Dia menduga daerah dengan case fatality tinggi disebabkan karena pelacakan masih sedikit.

Sehingga yang terdeteksi positif sedikit tetapi yang meninggal dunia persentasenya menjadi tinggi.

(*) 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved