Teror Tidak Pengaruhi Jadwal Ibadah Gereja, Polda NTB Jamin Keamanan saat Jumat Agung
Jelang pelaksanaan ibadah Jumat Agung umat Kristiani, suasana tenang terlihat di Gereja Katolik Santo Antonius Padua Ampenan, Kota Mataram, NTB.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Jelang pelaksanaan ibadah Jumat Agung umat Kristiani, suasana tenang terlihat di Gereja Katolik Santo Antonius Padua Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (1/4/2021).
Tidak ada kepanikan atau penjagaan berlebihan di gereja ini.
Hanya pintu gerbang gereja ditutup dan mobil patroli Brimob Polda NTB parkir di depan gereja.
Penjagaan yang dilakukan aparat kepolisian pun tidak terlalu mencolok.
Beberapa umat Kristiani yang keluar masuk gereja terpantau melalui satu pintu.
Kamis pagi, suasana gereja lengang. Hanya ada petugas gereja yang keluar masuk menyiapkan acara ibadah besok.
Baca juga: Pasca-Teror Mabes Polri, Penjagaan Markas Polda dan Polres se-NTB Diperketat
Aksi teror di beberapa daerah di Indonesia tidak mempengaruhi jadwal pelaksanaan ibadah umat Kristiani.
"Kami merasa aman terus di sini, kondusivitas terjaga," kata Yosef Malo, petugas keamanan Gereja Santo Antonius Ampenan.
Aparat kepolisian melakukan penjagaan, tapi tidak seperti markas Polda NTB dengan senjata lengkap.
Pasukan bersenjata akan ditempatkan pada hari pelaksanaan ibadah.
Hal itu memberi rasa aman kepada umat yang hendak ibadah.
"Kita juga mengatur umat agar ibadah sesuai protokol kesehatan," katanya.
Baca juga: Ada Kesamaan dalam Surat Wasiat Terduga Teroris Mabes Polri dengan Pelaku Bom Bunuh Diri Makassar
Baca juga: NTB Dilanda 435 Gempa Bumi Selama Maret 2021
Terpisah, Kepala Bidang Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto menjelaskan, pengamanan di gereja akan ditingkatkan.
"Kami koordinasi dengan keamanan gereja untuk pengamanan. Baik pengamanan internal maupun eksternal," kata Artanto.
Penambahan personel dilakukan pada saat pelaksanaan ibadah.
Setiap orang yang masuk akan diperiksa secara ketat.
Mulai dari pemeriksaan identitas, barang bawaan, hingga pemeriksaan menggunakan metal detektor.
Ketika tidak ada ibadah di gereja, maka keamanan dijaga tim gabungan yang melakukan patroli.
Artanto meminta warga tidak panik. Warga bisa melaksanakan ibadah dengan tenang.
(*)