YouTuber Lombok Sebut Perempuan Bau Busuk, SP Mataram: Kami Merasa Dihina dan Dilecehkan
Konten video yang dibuat YouTuber asal Lombok, Yudi Anggata benar-benar menyakiti hati perempuan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Konten video yang dibuat YouTuber asal Lombok, Yudi Anggata benar-benar menyakiti hati perempuan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Komentar dalam bahasa Sasak berbau hinaan itu tidak dapat diterima.
Para aktivis perempuan pun geram. Mereka selama ini telah berjuang mati-matian membela hak-hak perempuan.
"Saya merasa dilecehkan (setelah menonton video itu). Apalagi perempuan-perempuan lain," kata Nurul Utami, Ketua Solidaritas Perempuan (SP) Mataram, usai hearing ke markas Polda NTB, Kamis (25/3/2021).
Kata-kata yang keluar dari YouTuber tersebut menurutnya merupakan bentuk penghinaan harkat dan martabat manusia.
"Ini sangat menciderai rasa keperempuan lami, dihina seperti itu dan dilecehkan," katanya, kesal.

Bila perbuatan seperti itu dibiarkan, maka akan memberi dampak buruk bagi masyarakat.
Seolah-olah penghinaan dan ujaran kebencian seperti itu dianggap biasa.
Bila tidak ditindak akan mendorong orang lain berbuat sama, terus menghina perempuan.
Baca juga: Hujan Seharian, Banjir Kembali Rendam Ratusan Rumah di Dompu
Baca juga: Lagi, Rumah Warga di Kota Bima Diserang Massa karena Dituduh Dukun Santet
Baca juga: Truk Pakan Ayam Terbalik di Dodu Kota Bima, Polisi Justru Temukan Ratusan Miras
"Orang nanti bisa berpikir sama seperti yang dia pikirkan," katanya.
Video itu, kata Nurul, sangat mencederai perjuangan para aktivis perempuan selama ini getol mengedukasi masyarakat.
"Kerja-kerja kita untuk mendidik agar orang menghargai perempuan menjadi tercederai," katanya.
Mereka selama ini sudah berdarah-darah memperjuangkan agar hak perempuan dihargai.
Karena itu, Solidaritas Perempuan Mataram bersama NGO lainnya akan melaporkan perkara itu ke polisi.
"Kami akan seriusi kasus ini. Tetap kami masukkan laporan, kalau tidak hari ini, mungkin besok," tagas Nurul Utami.
(*)