Kampus UIN Mataram Ditutup 2 Minggu, Dosen Kembali Mengajar Daring
Setelah kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram di-lockdown dua minggu, dosen, dan mahasiswa kembali mengoptimalkan belajar mengajar daring.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Setelah kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram di-lockdown dua minggu, dosen, dan mahasiswa kembali mengoptimalkan belajar mengajar secara daring.
Mulai hari ini, 24 Maret hingga 6 April 2021, seluruh aktivitas kampus ditutup. Sebab lima orang dosen, termasuk salah satu wakil rektor positif Covid-19.
Aktivitas kampus yang baru mulai hidup kembali redup.
Beberapa dosen yang mencoba pembelajaran tatap muka harus kembali mengajar secara daring (dalam jaringan) atau online.
Prof Jamaluddin, dosen mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam UIN Mataram menuturkan, meski kampus ditutup proses belajar tidak terhenti.
”Proses belajar mengajar tetap jalan,” katanya, pada TribunLombok.com, Rabu (24/3/2021).
Baca juga: Bayi Laki-laki Dibuang Dalam Kardus, Polisi Temukan Dua Helai Rambut Diduga Milik Orang Tua
Baca juga: Kawasan Telong Elong Lombok Akan Jadi Pusat Budi Daya Lobster Nasional
Kondisi itu, kata Jamaluddin, sudah lumrah bagi para dosen.
Sebab sejak pandemi Covid-19 melanda, belajar tatap muka diganti belajar secara daring.
Mereka sudah beradaptasi.
”Sekarang ini kita mengajar serba online, yang penting kuota ada,” katanya.
Media komunikasi yang dipakai pun sangat beragam. Mulai dari zoom, google, hingga WhatsApp.
”Sekarang banyak pilihan, tidak susah,” katanya.
Baca juga: Sempat Kabur ke Sawah, 5 Pria Pengguna Sabu Diringkus Polda NTB
Memang belajar secara daring memiliki banyak kekurangan dan kelebihan. Tinggal mereka memaksimalkan kelebihannya.
”Beda saja rasanya, karena kita tidak menatap wajah mahasiswa yang diajar. Wajahnya tdak kita tahu,” katanya.
Dosen pun harus dituntut tegas terhadap mahasiswa. Sebab pada saat mengajar sulit dilihat mana mahasiswa yang serius dan tidak.
”Kadang-kadang mereka hanya absen. Sehingga bila mahasiswa tidak kerjakan tugas dan tidak aktif diskusi maka nilainya kurang,” ujar Jamaluddin.
Dia berharap, pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga semua bisa kembali normal.
(*)