Keluarga Korban Pembunuhan di Lombok Tengah Minta Pelaku FA Dihukum Seberat-beratnya

Keluarga ingin aparat kepolisian menghukum pelaku dengan hukuman setimpal.

Penulis: Sirtupillaili | Editor: Wulan Kurnia Putri
kantipurnetwork.com
Ilustrasi pembunuhan 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Tewasnya Baiq Masnah (30), warga Dusun Selao, Desa Kateng, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah secara mengenaskan membuat keluarga terpukul.

Keluarga ingin aparat kepolisian menghukum pelaku dengan hukuman setimpal. 

"Aku hanya ingin laki-laki itu mati seperti dia (korban), bagaimana dia memperlakukan saudara saya itu," kata Baiq Lisalatul Islami (23), adik korban sembari menahan isak tagis, saat ditemui di rumahnya, Jumat (4/12/2020).

Lisalatul Islami tidak kuat membayangkan bagaimana nyawa sang kakak dihabisi pelaku berinisial FA (35), warga Desa Pengembur.

Baca juga: Keluarga Korban Pembunuhan di Lombok Tengah Minta Pelaku FA Dihukum Seberat-beratnya

Sementara pelaku, bagi Lisalatul, mungkin aman dan tenang di dalam tahanan.

"Dia tidak pantas bebas (hidup) di penjara...!" kata Lisalatul yang terus menangis.

Lisalatul mengaku sangat kehilangan sang sosok kakak sulungnya, Baiq Masnah.

Mereka selama ini jarang bertemu karena hidup di rumah suami masing-masing.

Meski demikian, ia dan korban kerap saling telpon dan janjian ketemu di rumah orang tua mereka.

"Kalau kita mau ketemu di sini (rumah orang tua), kumpul-kumpul, saling telpon," katanya.

Lisalatul dan Baiq Masnah merupakan anak dari pasangan H Mustafa dan Hj Nurul Khatimah atau Nafsari.

Baca juga: Perempuan Korban Pembunuhan di Lombok Tengah Dimakamkan Bersama Orok Bayinya

Mereka ada enam bersaudara, Lisalatul merupakan saudara nomor 4 dan Baiq Masnah merupakan saudara paling besar.

Di mata Lisalatul, kakak sulungnya itu merupakan sosok yang ceria. Sering mengajak bercanda.

KELUARGA KORBAN: Keluarga Baiq Masnah, korban pembunuhan asal Dusun Selao, Desa Kateng, Lombok Tengah, Jumat (4/12/2020).
KELUARGA KORBAN: Keluarga Baiq Masnah, korban pembunuhan asal Dusun Selao, Desa Kateng, Lombok Tengah, Jumat (4/12/2020). (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Selain suka becanda, Baiq Masnah sejak lama menjadi tulang punggung keluarganya.

Dia beberapa kali ke luar negeri menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Antara lain ke Kuwait selama 1 tahun, kemudian di Malaysia 2 tahun. Juga pernah bekerja ke Bali.

"Dia sering pergi merantau," katanya.

Demikian juga dengan ayah korban, H Mustafa. 

Baca juga: Sebelum Bunuh Diri, Siswa SMA di Sumbawa Kirim Pesan ke Ayahnya Lalu Bawa Kartu ATM

Ia meminta pelaku berinisial FA dihukum seberat-beratnya.

Kalau pelaku dibebaskan saat ini, warga pasti akan mengincar nyawanya.

Mustafa yang merupakan seorang petani tidak terima dengan perbuatan pelaku pada anaknya itu.

Tapi dia telah mengikhlaskan kepergian sang putri.

Keluarga hanya bisa berdoa agar almarhumah beristirahat dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. 

KELUARGA KORBAN: Keluarga Baiq Masnah, korban pembunuhan asal Dusun Selao, Desa Kateng, Lombok Tengah, Jumat (4/12/2020).
KELUARGA KORBAN: Keluarga Baiq Masnah, korban pembunuhan asal Dusun Selao, Desa Kateng, Lombok Tengah, Jumat (4/12/2020). (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Baiq Masnah meninggalkan 3 orang anak yang kini dirawat sang kakek.

Korban memiliki 3 orang anak dari hasil pernikahannya yang pertama.

Tapi dia bercerai dan menikah lagi dengan pria asal Desa Pengembur, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Tempat ia dibunuh.

Dari pernikahannya yang kedua, Baiq Masnah belum dikaruniai anak.

Baca juga: Janda Dua Anak Tewas Diduga Korban Pembunuhan, Anak Sulung Tunjuk Orang: Om Yanto yang Bunuh Mama

Selama ini, 3 anaknya dibawa ke suami keduanya dan diperlakukan dengan baik.

Suaminya itu masih bekerja di Malaysia sebagai PMI.

Mustafa tidak menyangka anaknya akan meninggal dengan cara yang tragis.

Baiq Masnah dibunuh dengan cara diracun dan mayatnya dikubur dalam pondasi salah satu rumah di Desa Pengembur.

Karena itu, pelaku FA yang diketahui seorang sopir truk harus dihukum seberat-beratnya.

Keluarga menuntut rasa keadilan.

Baca juga: Ini 5 Trik Alami Usir Tikus di Rumah Tanpa Membunuh, Ada yang Pakai Bahan Dapur Ini

Kasus pembunuhan yang menimpa putrinya itu benar membuat keluarga terguncang. 

Ibu korban, Hj Nurul Khatimah yang bekerja di Timur Tengah juga sangat terpukul dengan apa yang dialami sang putri. 

Dia pun ingin segera pulang melihat kondisi keluarga. 

Nafsari atau Hj Nurul Khatimah telah bekerja di Timur Tengah sekitar 18 tahun. 

Dia sempat pulang beberapa kali namun pergi lagi menjadi PMI sampai saat ini. 

Bagi keluarga ini, menjadi PMI merupakan cara paling praktis dalam mencari rezeki. (*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved