Ayah Campur Susu dengan Sabu Sejak Anak Usia 2 Bulan, Polisi Kewalahan: Tidak Ada yang Dia Takuti

Bocah 8 tahun kini bikin polisi kewalahan, ternyata sang ayah sudah campuri sabu dalam susu sejak sang anak berusia 2 bulan

Editor: wulanndari
Kompas.com/Ahmad Dzulviqor
B (8) anak kleptomania saat didampingi petugae Dinsos Nunukan untuk dikirim ke Bambu Apus Jakarta pada Desember 2019 (Dinsos). B dicekoki sabu oleh sang ayah sejak bayi agar tak rewel. Kondisinya saat ini memprihatinkan. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Bocah delapan tahun kini bikin polisi kewalahan, ternyata sang ayah sudah campuri sabu dalam susu sejak sang anak berusia 2 bulan.

Diketahui, sosok B ini telah membuat Kepolisian Sektor Nunukan, Kalimantan Utara, kewalahan karena banyak laporan kasus pencurian yang ia lakukan.

Bukan tanpa alasan, perilaku B tersebut ternyata merupakan dampak dari perbuatan sang ayah di masa lalu.

Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, ayah B sengaja mencampur susu bayi dengan sabu-sabu sejak B berusia dua bulan.

Alasannya yakni agar bocah malang itu tak rewel.

Baca juga: Perempuan Terjaring Razia di Tempat Karaoke, Nangis Tak Mau Digiring Petugas: Aku Tidak Mau Ikut

Baca juga: Petani Temukan Uang Puluhan Juta di Saluran Irigasi, Warga Kumpulkan Rp 23 Juta Berlumuran Lumpur

Baca juga: Polisi Sebut Hasil Tes Urine Millen Cyrus Positif Konsumsi Narkotika

Akibatnya, pola pikir B menjadi terganggu, sehingga kini ia mengidap kleptomania.

Ketika beranjak besar, B tidak memiliki rasa sakit dan takut.

"Jadi sejak bayi umur dua bulan sudah dicekoki sabu-sabu, dicampur susunya dengan sabu sabu, alasannya supaya tidak rewel."

"Itu membuat pola pikir anak terganggu, B kan anaknya tidak memiliki rasa sakit dan tidak ada rasa takut, tidak ada yang dia takuti, ironi sekali memang," terang Sekretaris Dinas Sosial Nunukan, Yaksi Belaning Pratiwi, Kamis (19/11/2020).

Fakta B dicekoki narkoba sejak bayi diketahui dari laporan Pekerja Sosial (Peksos) yang diterima Yaksi setelah dilakukannya asesmen terhadap B sebelum dikirim ke Bambu Apus, Jakarta.

Diketahui, ayah B mendekam di tahanan akibat kasus narkoba beberapa tahun ini.

Sementara itu, sang ibu tak peduli karena sibuk bekerja sebagai buruh ikat rumput laut.

Selama ini, B dan ibunya tinggal di kontrakan kecil di daerah pesisir.

"Kita tidak bisa menghakimi mengapa B tidak sekolah, mengapa sampai segitunya kenakalannya."

"Kadang ekonomi membuat orang tua sama sekali tidak peduli tumbuh kembang anak, yang ada adalah bagaimana bekerja biar besok bisa makan," kata Yaksi.

Baca juga: Hujan-hujan, Bocah 10 Tahun Tewas, Terpeleset saat Ambil Sandal yang Jatuh ke Parit

Baca juga: Masih Trauma, Bocah Tunawicara yang Wajahnya Dibakar Ayah Lebih Banyak Diam saat Ditanya Ahli Bahasa

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved