Virus Corona

Tenaga dan Anggaran Tersedot untuk Tangani Covid-19, Sekda NTB: Sudah Lelah Kita

Pemerintah Provinsi NTB mulai kewalahan menangani pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Tribunlombok.com/Sirtu
RAPID TEST: Salah seorang petugas Dinas Kesehatan NTB menunjukkan sampel swab yang diambilnya dari warga. 

Laporan wartawan Tribunlombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pemerintah Provinsi NTB mulai kewalahan menangani pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Hampir semua tenaga, pikiran, dan anggaran belanja dihabiskan untuk mengani bencanan non alam tersebut.

Jika pemerintah pusat sudah memiliki vaksin, Sekretaris Daerah (Sekda) NTB H Lalu Gita Ariadi berharap segera dibagikan ke daerah.

"Kalau pun itu menjadi solusi terbaik, kita berdoa secepatnya bisa diimplementasikan," ujarnya.

"Sudah capek kita, lelah kita," katanya.

Kelelahan, kata Gita, mencakup semua aspek. Baik dari sisi keuangan, tenaga dan pikiran.

"Semua terkuras untuk tangani Covid-19," jelasnya.

Jumlah dana yang dialokasikan Pemprov NTB untuk penanganan Covid-19 mencapai Rp 926,9 miliar lebih.

Dana itu bersumber dari hasil refocusing APBD NTB tahun 2020.

Baca juga: Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja Berpotensi Naikkan Kasus Penularan Covid-19 di NTB

Baca juga: Waspadai Klaster Omnibus Law, Pemprov NTB Akan Rapid Test Demonstran UU Cipta Kerja

Baca juga: Update Corona di Indonesia Sabtu, 17 Oktober 2020: Bertambah 4.301, Total Menjadi 357.762 Kasus

Dana tersebut diklasifikasi menjadi tiga jenis penanganan Covid-19, yakni Rp 466,29 miliar untuk penanganan kesehatan.

Kemudian Rp 150,17 miliar untuk penanganan dampak sosial melalui jaring pengaman sosial (JPS).

Selanjutnya Rp 310,51 miliar lebih untuk penanganan dampak ekonomi berupa bantuan bagi UMKM.

Di sisi lain, pandemi juga memaksa pemerintah daerah harus merevisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode 2018-2023.

Mengenai pembagian vaksin ke daerah, ia mempercayakan sepenuhnya kepada pemerintah pusat.

"Data itu berbicara, mana yang tingkat kematiannya tinggi tentu jadi prioritas," katanya.

Provinsi NTB dengan 209 kasus kematian merupakan daerah dengan persentase angka kematian kedua tertinggi di Indonesia.

(*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved