Waspada Hoax, Pertamina Patra Niaga Jelaskan 4 Isu yang Meresahkan Warga
Kondisi ini sangat disayangkan oleh Pertamina, hal ini mencemaran nama baik perusahaan BUMN dan pemerintah sebagai pelayan masyarakat.
TRIBUNNLOMBOK.COM, JAKARTA – PT Pertamina Patra Niaga menyoroti maraknya praktik manipulasi dan penyebaran informasi bohong (hoax) yang beredar di tengah masyarakat dalam beberapa waktu terakhir.
Informasi yang menyesatkan tersebut secara sengaja menyasar Pertamina sebagai badan usaha milik negara (BUMN) dan pemerintah, sehingga berpotensi menimbulkan keresahan dan kekhawatiran di kalangan konsumen.
Menanggapi hal tersebut, Pertamina Patra Niaga merasa perlu untuk angkat bicara dan meluruskan berbagai disinformasi yang sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kondisi ini sangat disayangkan oleh PERTAMINA, hal ini mencemaran nama baik Pertamina sebagai BUMN dan pemerintah sebagai pelayan masyarakat.
Maka, Pertamina Patra Niaga merasa perlu untuk meluruskan sejumlah informasi hoaks yang beredar di media sosial.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Ramaikan MotoGP Mandalika 2025 bersama UMKM Binaan
Berikut adalah deretan hoaks dan misinformasi dan fakta sebenarnya :
1. Informasi Pengujian RON BBM dengan Alat Portabel
Beredarnya hasil pengujian Research Octane Number (RON) bahan bakar minyak (BBM) dengan menggunakan alat portabel, kami perlu memberikan klarifikasi bahwa metode tersebut tidak dapat dijadikan dasar pengujian resmi untuk menentukan angka oktan suatu BBM.
Secara teknis, pengujian RON memiliki standar baku internasional yang hanya dapat dilakukan menggunakan mesin CFR (Cooperative Fuel Research Engine) sesuai metode ASTM D2699 untuk RON.
Mesin CFR merupakan satu-satunya alat yang disertifikasi secara global untuk mengukur ketahanan bahan bakar terhadap detonasi yang menimbulkan knocking melalui proses pembakaran nyata dengan parameter suhu, tekanan, dan rasio kompresi yang dikontrol ketat.
Pengujian yang dilakukan dengan alat portabel Oktis-2 terhadap berbagai jenis BBM seluruh operator BBM menunjukkan hasil yang bervariasi, ada yang lebih rendah maupun lebih tinggi dari standar sebenarnya, sehingga membuktikan ahwa alat tersebut tidak memiliki akurasi dan kepresisian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Di dalam alat ini juga terdapat pilihan sistem pengukuran USA dan RUS (Eropa), dimana di Eropa menggunakan standar RON, sementara USA menggunakan AKI (Anti Knocking Index atau setengah dari penjumlahan RON dan MON).
Secara konversi, RON 98 (Eropa) setara dengan AKI 91–92 (USA), sehingga di Amerika Serikat memang tidak dikenal istilah RON 98.
Alat Oktis-2 hanya mengukur sifat dielektrik (penghantaran listrik) dari bahan bakar bukan mengukur RON dan tidak ada hubungan antara sifat dielektrik dengan RON.
2. Pembatasan pengisian BBM hingga 7 hari untuk mobil dan 4 hari untuk motor, serta larangan bagi penunggak pajak kendaraan adalah tidak benar.
Pertamina Patra Niaga Ramaikan MotoGP Mandalika 2025 bersama UMKM Binaan |
![]() |
---|
Mandalika Selalu Lahirkan Juara Baru, Oliveira hingga Fermin Aldeguer |
![]() |
---|
Marc Marquez Tak Pede Bisa Naik Podium di MotoGP Mandalika, Bidik Posisi 5-7 |
![]() |
---|
Pertama di Indonesia, Pemprov NTB dan Pertamina Luncurkan Program Trade In Bright Gas untuk ASN |
![]() |
---|
Pertamina Patra Niaga Lakukan Uji Kuantitas dan Kualitas untuk Jaga Energi Berkualitas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.