Batik Motif Sirkuit Mandalika, Ekspresi Rindu dan Cinta Daerah dari Balik Jeruji

Untuk menjaga keberlanjutan produksi, Lapas Lombok Barat secara rutin menghadirkan pelatihan dengan mendatangkan instruktur dari Pekalongan, kota yang dikenal sebagai sentra batik nasional.

“Pelatihan diterima dengan antusias dan nilai ekonomi dari produk diwujudkan dalam bentuk premi bagi warga binaan yang terlibat,” sebutnya.

Pemasaran produk batik juga memanfaatkan teknologi informasi. Hasil produksi bahkan bisa dikirim kepada keluarga warga binaan di luar Lapas.

“Produk batik juga ikut dipamerkan di berbagai acara seperti MotoGP dan digunakan di lingkungan pemerintah daerah,” imbuhnya.

Pemerintah daerah turut memberikan dukungan terhadap hasil kerajinan batik ini. Salah satunya adalah Plt Gubernur NTB saat itu, Lalu Gita Ariadi, yang mengenakan batik buatan Lapas Lombok Barat saat menghadiri acara di Istana Negara. Selain itu, kerja sama juga dibangun dengan berbagai pihak untuk mempromosikan dan memasarkan produk.

“Termasuk kita juga punya stand di NTB Mall dan partisipasi di carfriday setiap Jumat di Mataram,” tandasnya.

Produk dan karya warga binaan membuktikan kemampuan mereka berkarya, walaupun berasal dari latar belakang bermasalah. Ada harapan dan bukti bahwa kegiatan produktif di Lapas dapat memanusiakan manusia dan bekal karya dapat diterima masyarakat luas.