Bayi Meninggal Dunia

Bayi 3 Bulan di Lombok Timur Meninggal, LPA Minta Dikes Tingkatkan Keterampilan Nakes

Lembaga Perlindungan Anak Lombok Timur minta Dinas Kesehtan tingkatkan keterampilan Nakes buntut meninggalnya bayi di Puskesmas Sukaraja.

Penulis: Toni Hermawan | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/TONI HERMAWAN
GELAR HEARING - Suasana pelayanan di Puskesmas Sukaraja, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur, Senin (8/9/2025). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan 

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lombok Timur prihatin terhadap meninggalnya Ahmad Al Farizi, bayi belum genap empat bulan diduga meninggal karena kurang mendapatkan perawatan emdis. 

Ahmad Al Farizi menghembuskan nafas terakhirnya diduga tidak mendapatkan layanan medis di Puskesmas Sukaraja, Keruak.

Ketua LPA Lombok Timur Judan Putrabaya mengaku prihatin terhadap musibah yang menimpa bayi berusia 3 bulan yang berasal dari Desa Batu Nampar Selatan, Kecamatan Keruak tersebut. 

“Kami turut berbelasungkawa dan menyampaikan keprihatinan, ini menjadi catatan dan pelajaran kepada Nakes kita (tenaga kesehatan),” kata Judan saat ditemui, Rabu (10/9/2025).

Judan meminta kepala dinas kesehatan Lombok Timur dan kepala puskesmas lebih berhati-hati serta selektif dalam memberikan mandat kepada para Nakes  dalam memberikan tindakan medis.

Nakes juga diminta tetap berpedoman terhadap panduan atau SOP medis. 

“Sebenarnya sudah ada panduan dan sudah ada SOP, kami melihat itu yang diabaikan oleh teman-teman Nakes,” keluhnya. 

Dia berharap kejadian tidak terulang kembali dan para Nakes diberikan keterampilan yang memadai.

“Dinas kesehatan terus melakukan pemantauan dan lebih memberikan peningkatan kapasitas kepada para Nakes,” harapnya.

Sebelumnyam, Ibunda Ahmad, Suriati, menuturkan awal mula peristiwa memilukan anaknya sakit hingga meninggal dunia.

Bermula pada Jumat (5/9/2025) sekitar pukul 21.00 Wita, ia bersama suaminya membawa sang anak ke Puskesmas Sukaraja menggunakan mobil pick up yang biasa dipakai mengangkut ikan.

“Itu pick up biasanya pakai angkut ikan,” kata Suriati mengenang, Seni (8/9/2025).

Sesampainya di puskesmas, keluarga bertemu dengan petugas medis. Namun, menurut Suriati, anaknya hanya diperiksa pada bagian tangan dan mata.

Baca juga: Warga-Pemdes akan Gelar Hearing ke Puskesmas Sukaraja Terkait Kasus Bayi 3 Bulan Meninggal Dunia

Petugas kemudian menyampaikan bahwa bayi tidak bisa diinfus dengan alasan masih terlalu kecil. Selain itu, di puskesmas tersebut juga tidak ada dokter.

“Kalau gak bisa diinfus kasih aja obat apa atau sirup, tapi dijawab kalau malam obat sirup gak ada, cuman adanya pagi,” ucapnya menirukan jawaban petugas.

Lanjut, Suriati, pihak puskesmas saat itu menyarankannya untuk membawa bayi ke Rumah Sakit Patuh Karya Keruak.

Namun, keluarga merasa rujukan itu tidak perlu jika hanya untuk pemberian obat.

“Pemikiran saya kalau gak bisa diinfus, buat apa ke Keruak, kalau hanya dikasih sirup,” tutur Suriati.

Akhirnya, keluarga memutuskan membeli obat sirup dan oralit di apotek yang berdekatan dengan puskesmas. Obat tersebut langsung diberikan kepada Ahmad di tempat.

“Saya langsung minumkan setengah sendok, ada sirup dan oralit juga saya beli,” jelasnya.

Setelah minum obat, kondisi Ahmad sempat membaik. Bayi itu kembali menggerakkan tangannya sehingga keluarga merasa lega dan memilih tidak membawanya ke rumah sakit.

“Percuma aja kita ke Keruak kalau hanya dikasih obat, beli aja di situ,” kata Suriati.

Namun, keesokan harinya sekitar pukul 13.00 Wita, kondisi Ahmad kembali menurun. Ia mengalami kejang-kejang hingga akhirnya keluarga memutuskan membawanya ke Rumah Sakit Patuh Karya Keruak dengan mobil pick up yang sama.

“Anak kejang-kejang matanya ke atas, kita cari pick up, sopir nanya mau kemana saya bilang langsung ke Keruak,” ujarnya.

Sesampainya di rumah sakit, tim medis segera memberikan tindakan darurat termasuk pemberian oksigen.

“Dilihat urat-uratnya, delapan kali saya liat anak saya ditusuk gak nangis-nangis,” kenang Suriati.

Tidak kuat menyaksikan proses penanganan di ruang UGD, Suriati memilih keluar ruangan. Beberapa saat kemudian, pihak rumah sakit memberi tahu bahwa bayi Ahmad Al Farizi telah meninggal dunia.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved