Keracunan MBG di Lombok
Respons Kasus Keracunan MBG, Pemda Lobar Bentuk SPPG dan Perketat Pengawasan di 37 Dapur
Buntut adanya temuan keracunan sejumlah murid SD di Lombok Barat (Lobar) usai menyantap Makan Bergizi Gratis
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Laelatunniam
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Buntut adanya temuan keracunan sejumlah murid SD di Lombok Barat (Lobar) usai menyantap Makan Bergizi Gratis, Pemda saat ini telah membentuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) guna melakukan kontrol.
Langkah ini bertujuan memperketat pengawasan dalam proses memasak dan distribusi MBG yang tersebar di 37 dapur.
Wakil Bupati Lombok Barat, Hj. Nurul Adha menyampaikan, pembentukan SPPG merupakan upaya strategis untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan yang diberikan kepada anak-anak sekolah.
Disampaikan, SPPG yang dibentuk ini berisikan sejumlah Organisasi Prangkat Daserah yang terlibat, diantaranya, Dinas Kesehatan (Dikes), Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), hingga Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
“Kami Pemda sudah membentuk satgas SPPG yang diketuai asisten 1 dan berisi Dikes,PMD dan BPOM, pertama nanti harus ada kordinasi SPPG dengan Pemda, berkaitan dengan kontrol MBG ini,” ucap Adha.
Nantinya lanjut dia, satgas juga akan berkordinasi kembali dengan SPPG untuk memberikan pengontrolan intensif, kontrol ini tidak berpatokan dengan menu dari MBG sendiri, namun keberadaan MBG ini memiliki dampak domino kepada masyarakat.
“Ini tidak jadi masalahnya apakah sesuai BPOM apa tidak, tapi yang kita harapkan, keberadaan MBG ini memiliki dampak domino kepada masyarakat,” katanya.
Disampaikan Adha, Pemkot melalui SPPG juga intens berkordinasi dengan semua dapur MBG di daerah. BPOM dalam hal ini juga sudah menangani sejumlah dapur.
Ditanya mengenai keracunan beberapa waktu lalu imbas MBG, Adha masih belum mau berburuk sangka, Adha juga mengaku telah memasukkan makanan basi yang dikonsumsi sejumlah murid SD 1 Selat sampai kini masih diuji lab.
"Meski demikian, dari hasil penyelidikan internal, dari sebanyak 300 ribu makanan yang disajikan di Lombok Barat, 17 di antaranya menyebabkan keracunan.
"Kita masih belum dapat hasilnya, jadi makanan tersebut masih di lab untuk pemeriksaan, ini ada ikan dan harus ada pemeriksaan lainnya, jangan-jangan anak-anak sebelumnya makan sesuatu, atau ada faktor lain yang membuat keracanuan, jadi tidak semata karna MBG,"terangnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.