TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Dinas Sosial Provinsi NTB melalui Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial menyelenggarakan kegiatan Tagana Masuk Sekolah di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 38 Lombok Timur.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, dari tanggal 21 hingga 22 Agustus 2025, dan diikuti oleh 125 siswa-siswi.
Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, Dra. Nunung Triningsih menyampaikan, Program Tagana Masuk Sekolah bertujuan untuk memberikan edukasi, penguatan pengetahuan, serta keterampilan kebencanaan di lingkungan sekolah.
"Para siswa mendapat berbagai materi, mulai dari pengetahuan dasar kebencanaan, logistik, psikososial, manajemen posko, hingga pembuatan peta dan jalur evakuasi," jelasnya.
Selain itu, siswa-siswi juga dilatih keterampilan praktis, seperti pertolongan pertama, pendirian tenda, hingga simulasi penanggulangan bencana.
Simulasi penanggulangan bencana gempa bumi menjadi bagian dari program edukasi kebencanaan bagi siswa-siswi SRMA 38 Lombok Timur.
Simulasi dimulai dengan bunyi sirene tanda terjadinya gempa. Para siswa yang berada di dalam kelas segera diarahkan untuk melindungi diri dengan metode “drop, cover, and hold on”, yakni menunduk, berlindung di bawah meja, dan berpegangan erat hingga getaran dinyatakan reda.
Setelah itu, guru dan fasilitator membimbing mereka keluar kelas secara teratur menuju titik kumpul di lapangan sekolah.
Siswa-siswi berjalan dengan tertib sesuai jalur evakuasi yang sebelumnya telah dipetakan. Di titik kumpul, dilakukan pengecekan jumlah siswa untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.
"Tidak berhenti sampai di situ, simulasi juga menampilkan praktik pertolongan pertama kepada 'korban' yang diperankan oleh beberapa siswa," lanjutnya.
Mereka belajar cara memberikan perawatan awal sederhana sebelum tenaga medis tiba. Selain itu, para peserta juga berlatih mendirikan tenda darurat sebagai tempat penampungan sementara.
Kegiatan ini memberikan pengalaman nyata bagi siswa-siswi tentang pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Melalui simulasi, mereka tidak hanya memahami teori, tetapi juga merasakan bagaimana harus bersikap cepat, tenang, dan saling membantu dalam kondisi darurat.
Dengan adanya latihan ini, diharapkan SRMA 38 Lombok Timur dapat menjadi contoh sekolah tangguh bencana, sekaligus menumbuhkan kesadaran para pelajar untuk selalu siap menghadapi kemungkinan bencana di lingkungan sekitar.