"Mudah-mudahan dengan adanya relaksasi dari pemerintah pusat untuk ekspor konsentrat sementara waktu, bisa menstabilkan pertumbuhan ekonomi," paparnya.
Pertumbuhan ekonomi NTB mencapai 6,2 persen.
Tetapi tanpa tambang, pertumbuhan hanya setengahnya.
Alasan itu yang membuat Iqbal mendorong relaksasi ekspor konsentrat.
"Ya, betul. Tanpa tambang, pertumbuhan kita 5,57 persen. Tapi karena kontraksi di tambang, turun menjadi minus 1,47 persen. Maka langkah jangka pendeknya adalah upaya relaksasi ekspor. Ini sudah saya sampaikan ke Menteri ESDM dan ditanggapi positif, bahkan Menteri Dalam Negeri juga turut bicara soal ini," ujarnya.
Untuk jangka panjang, Lalu Iqbal menilai tidak ada pilihan lain selain diversifikasi ekonomi.
Yang paling potensial adalah pertanian dan pariwisata yang dapat menjadi penunjang ekonomi daerah.
"Seperti yang saya sampaikan, pendekatan kita adalah memperbanyak event. Kita bagi event dalam tiga tier. Tier 1 peserta di atas 10.000.Tier 2, peserta di atas 5.000. Tier 3, peserta di bawah 5.000," tandasnya.
(*)