TRIBUN LOMBOK.COM, MATARAM - Cahaya Sukma Dewi, wakil dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam ajang Puteri Indonesia 2025, berhasil masuk dalam jajaran Top 16 sebelum akhirnya mengakhiri perjuangannya.
Meskipun tidak melaju lebih jauh, ia meraih prestasi membanggakan dengan menempati posisi kedua dalam kategori gaun malam terbaik. Ia tampil memukau dengan busana yang terbuat dari material kerang mutiara khas Lombok.
Selama mengikuti proses karantina, ia mengungkapkan, tantangan terberatnya bukan berasal dari kompetitor, melainkan dari dalam dirinya sendiri.
Ia harus berjuang mengatasi rasa kurang percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki.
“Struggle saya itu kurang PD pada potensi yang saya miliki. Merasa tidak pantas,” katanya.
Dalam menghadapi tekanan, Ia juga selalu mengandalkan dukungan dari orang tuanya.
Komunikasi, terutama dengan ibunya, menjadi kunci ketenangan selama mengikuti proses karantina yang panjang.
Baca juga: Orang Tua hingga Penghulu Dilaporkan ke Polisi Buntut Pernikahan Anak di Lombok Tengah
Meski jauh dari rumah, kedekatan itu membuatnya lebih kuat menjalani tantangan.
Kecintaannya terhadap dunia pageant atau kontes kecantikan ternyata sudah tumbuh sejak usia dini.
Sukma Dewi mengenang masa kecilnya saat ia sering menyaksikan ajang Puteri Indonesia bersama keluarga.
Bahkan, ia pernah bermain peran sebagai seorang ratu dengan mengenakan mahkota mainan. Kini, impian masa kecil itu.
“Cita-cita waktu TK. Itu nonton ajang Puteri Indonesia di TV. Itu suka nonton sama keluarga dan waktu pertama ada di snap dan sudah pernah menjadi story di media social. Alhamdulillah rezekinya tahun 2025 ini,” ungkapnya.
(*)